Ah, rindu sekali.

Hari keempat tanpa kabarmu. Entah kau ada dimana, sedang apa dan bersama siapa. Sekarang pukul 09.30 WIB, jika kau begadang tadi malam harusnya kau belum bangun sekarang.

Tadinya aku berpikir aku akan menerima kejutan darimu tepat pada pergantian hari Tapi begitulah manusia, memiliki harap untuk kemudian dipaksa siap jika tidak tercapai.

Lalu aku tidak berharap apa pun lagi darimu. Bukankah begitu lebih baik?

Aku baru saja mengalahkan egoku. Aku menghubungimu, mengajakmu makan siang bersama. Tidak ada balasan. Mungkin kau sedang tidur. Kabar buruknya, mungkin kau masih memendam marah padaku.

Di pergantian hari tadi aku duduk di teras, sendirian, mengkaji ulang tentang apa yang telah terjadi pada diriku satu tahun ke belakang. Entah bagaimana aku merasa lelah sekali, lelah dengan keadaan dan entah bagaimana mempengaruhi emosiku, tidak stabil. Aku kerap marah padamu untuk hal sesimpel kau pergi main dengan temanmu. Bukan ranahku untuk marah, karena bahkan kau tidak berselingkuh atau melakukan kesalahan yang lain.

Kemudian aku intropeksi lagi dari sisimu. Satu tahun ini menjadi tahun yang berat untuk kau yang sedang memulai hidup normal. Keluargamu, sosialmu dan hubungan kita, rasanya aku terlalu menyudutkanmu. Rasanya aku selalu ingin kau mengerti posisiku sementara aku tidak melakukan hal yang sama. Aku bahkan memaksamu melakukan hal yang tidak nyaman untuk kau lakukan.

"I don't deserve you", bisikku dalam hati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan