Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Kau, Masa Lalu Priaku yang BELUM Selesai

Sebelum aku memutuskan menulis ini, aku mencoba untuk menjadi dirimu. Maksudku ada di posisimu jika seorang perempuan menyampaikan ini padamu. Aku tidak mendapatkan gambaran. Aku benar-benar tidak mengenalmu. Hanya tau namamu dan sedikit cerita tentang kau dan dia. Karena aku tidak peduli, awalnya. Dan seharusnya selalu begitu. Tapi keadaan mengubahnya. Mungkin kau tau maksudku. Ya, aku bersama priamu, sekarang. Aku, entah dipilih atau memilih, sedang mencoba menciptakan dan menjalani apa yang pernah kalian lewati dulu, dengan cara kami berdua. Sesuatu mengusikku belakangan ini. Kau dan dia, kalian, masih menjalin komunikasi. Tidak salah, tapi kurang pantas. Maksudku ini bukan tentang dia saja, ini tentang kau. Kau dan priaku punya satu kesamaan, saling menginginkan tanpa pernah lagi bisa bersama. Kau cukup tau alasannya. Dan kalian saling menyadarinya. Aku yang masih menjadi bayang-bayang diantara kalian sedang berkecamuk dengan pikiran sendiri, apa aku harus menyerah pada kami

Fase Asmara, katamu? Ah, tidak

Melewati fase asmara adalah hal yang menyenangkan. Diselingi dengan sakit hati, lalu menemukan tambatan hati kembali menjadi hal lumrah. Paling tidak, sampai pertengahan usia dua puluhan... Mengambil langkah besar untuk sebuah fase kehidupan selanjutnya yang disebut pernikahan adalah hal yang berani, dan hebat. Tidak semua orang siap untuk hal itu di pertengahan usia dua puluhan, atau lebih. Aku sudah melewati fase asmara dan bosan. Aku sedang tiba pada fase mati rasa. Bukan berarti aku tidak membuka hati untuk sebuah hubungan dengan lawan jenis. Hanya saja, kali ini belum ada yang mampu menembus batasan perasaan manusiawiku yang hendak diubah jadi cinta. Belum ada. Beberapa yang sempat singgah, kubiarkan coba masuk untuk kemudian kuusir. Kesannya memang kasar. Tapi bukankah lebih baik begitu daripada kutahan lebih lama untuk kemudian menjadi sakit untuk dia. Mencoba, tidak cocok, kuusir. Lalu di satu waktu, aku berhenti pada satu hati. Yang mengusahakan aku dan kusambut