Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Satu itu ...

Kau berpikir apa ketika mengucapkan satu kata itu? Satu kata yang menjadi pegangan terkuatku, yang mampu membuat aku menerima cemoohan orang setiap kali mereka bertanya tentang tanggal spesial. Satu kata yang membuat orang bungkam dengan jawabanku atas pertanyaan mereka. Satu kata yang akhirnya... Membuat aku tak pernah percaya lagi bahwa kata itu memiliki makna Satu kata yang akhirnya... Kau khianati, karena garis yang kita lewati tidak lagi searah, kita sampai pada persimpangan yang membuat kita memilih. Ku pikir kata itu cukup erat menggenggam kita. Namun ia tidak lagi mampu. Terima kasih sudah meninggalkan, karena aku tau rasanya mati setengah jiwa, lumpuh separuh raga. Dan terima kasih sudah melupakan kisah, karena aku tau ada setengah lagi jiwa yang harus kuperjuangkan, ada separuh raga lagi yang harus kuundang untuk tidak memeluk lutut lagi di pergantian malam.

Mari Bersulang

Mari bersulang Untuk sebuah perjalanan yang kita pikir akan kita lalui bersama dan selamanya Tapi tidak Kita bersulang hanya untuk perjalanan bukanbtujuan akhir Karena kini ada seseorang yang merangkulmu dalam diamku Karena kini adda hati lain yang harus kau jaga dan itu bukan aku Karena kini aku harus melanjutkan perjalanan, bukan dengan arah yang kita lewati Tapi untuk menemukan seseorang yang dapat kurangkul Dan lagi, kini itu bukan kau Mari bersulang Untuk tawa yang terlepas saat aku menyebut namaku dan dia melakukan hal sebaliknya tepat didepan wajahmu Aku berjanji Ini sulangan terakhir

Hari Ini Seseorang Menamparku

Gambar
Hari ini seseorang menamparku Dan aku menangis Tepat, sakit sekali Tapi dia tidak benar-benar menamparku, dia mengirimiku ini Mungkin terkesan biasa saja Aku pernah tau kalimat seperti itu sebelumnya Tapi dia mengirimiku itu disaat yang sangat tepat. Dia tidak pernah menggunakan tanda seru (!) untuk menyampaikan sesuatu padaku sebelumnya Dan aku menganggap aku ditampar olehnya Pengertian kata-kata yang disampaikan sebenarnya bukan bermakna denotasi. Jika setelah kau membaca ini kau punya pengertianmu sendiri, tidak apa. Kadang meminta isi kepala bersinergi baik dengan hati adalah hal yang paling sulit dilakukan. Bertengkar dengan diri sendiri adalah hal sia-sia yang masih saja sering dilakukan. Menang jadi abu, kalah jadi arang. Tentang perasaan, dia bilang ada psikologi yang bermain disana. Bagaimana mungkin kali ini perasaan yang berhubungan dengan hati disatukan dengan psikologi yang berhubungan dengan pikiran dalam kepala. Tapi dia benar. Seg

ABSURD !

Pemikiran absurd ditengah situasi absurd : baca novel soal ibu, imajinasinya malah soal mantan jalan di mall, imajinasinya malah gulali pink makan padang, imajinasinya malah punya suami cinta anak Apaan dah? Ketelodoran parah :  feeling bakal ujan, liat payung, ah gausah dibawa, beneran ujan feeling bakalan sakit di negara orang, liat obat, ah gausah dibawa, beneran sakit liat bantal kepala sebelum travelling, ntar aja deh belakangan di masukin, eh ga dibawa masukin jam tangan ke plastik snack supaya gampang pas pemeriksaan di bandara, snacknya abis, plastik dibuang, jam tangan tinggal kenangan mau mangkrong di st*rbu*ks, hari terakhir di negara orang, mau ngabisin sisa duit, eh pas di kasir duitnya malah raib ntah kemana travelling bareng, ngitung pemasukan dan pengeluaran, susah banget balance-nya  Ku harus apa? Ini juga malam absurd kok Lagi nerima kenyataan tentang HAMPIR : maksa mau ketemu temen di hari terakhir kita satu kota, eh akunya ketidura