Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Tuhan, bukan untuk diperdebatkan

Hanya saja Tuhan bukan untuk diperdebatkan Ada perasaan diatas rata-rata menyangkut hal dalam Dia Itu juga yang mendasarkan permainan hati akhirnya bisa dimainkan dengan sungguh Bukan perkara menang atau kalah Tapi tentang meletakkan suatu asa yang mungkin tetap saja tak sesuai namun bisa diterima Ah, bagaimana wujud Tuhan? Terlalu besar untuk dikulik dalam cerita ini

Bagaimana jika ternyata semua sudah terlambat?

Gambar
Bagaimana kau bisa menikmati setiap sentuhan yang kuberikan, sedang mulutmu berkata tidak? Bagaimana kau bisa tidak mengerti bahwa kau sedang rindu sedang aku mampu memaknainya? Bagaimana aku dan kau tetap melontar cerita sedang semua tidak lagi sama? Bagaimana kau berkata mari untuk sebuah rencana sedang aku tak mau lagi menyimpan harap? Bagaimana jika ternyata apa yang masih kusimpan sedang kau olah untuk kau sadari Bagaimana jika ternyata semua sudah terlambat?
Gambar
Tahap pendewasaan ini menarik sekali. Di dalam kata menarik ini terselip kata menyebalkan. Hal ini tidak bisa di- general -kan pada setiap individu. Tapi ada beberapa hal yang membuat seseorang berpikir, "apaan sih?" "untuk apa?" "kenapa harus gitu?" dan banyak pertanyaan lain. Ada hal yang sebenarnya menarik untuk dipermainkan tapi di lain sisi hal itu menjadi annoying bagi orang lain Masalahnya simple Hal itu tidak memiliki faedah namun tetap dilakukan Hanya menimbulkan tanya sebagai rasa penasaran dari orang yang berakhir pada kesimpulan "kok kek ga penting yah?" Lalu pertanyaan itu akan bergulir dari satu orang ke orang lain dan ke orang lain lagi yang tidak memiliki sumber untuk mempertanyakan kebenaran dan hanya berakhir pada spekulasi. Spekulasi dari rasa penasaran yang tak berujung. Nah, salah satu akar gosip ya hal-hal kayak gini. Bukan tidak ada pembenaran, namun tidak diusahakan untuk mendapatkan pembenaran. K
Gambar
Tidak ada yang lebih menarik dari pertemuan dua orang yang kesepian Tidak ada yang lebih manis dari perbincangan dua orang yang kesepian Perjalanan yang menawarkan luka untuk ditertawakan Cerita pelarian yang menjadi sebuah jalan keluar Bukan saling mendukung Mungkin saling mengharapkan Lalu pikiran yang menjadi raja mengalahkan ratu yang berpangkat staf Tidak, bukan begitu Dua orang yang kesepian hanya berbagi Lalu mengelana lagi Ah ya, itu lebih menarik mungkin

Cerita di ibukota

Aduh, aku alergi makanan laut. Eh, kalau Dior VS Aigner bagus yang mana ya? Btw, kemarin Gigi Hadid keluarin produk lipstik yang baru loh. Mau coba ga? Kalau aku sih kulitnya sensitif, ga bisa pakai lotion sembarangan. Mau sih, tapi penginapannya mahal gak? Kesana naik apa? Total biaya berapa? Besok kodangan si Ani nih, mau pake baju apa ya? Aduh, kayaknya uda ga ada baju deh. Beli baru aja ah, pasti bisa dipake kondangan berikutnya (dan kalimat ini terus berulang pada kondangan berikutnya) Hunting sneakers yuk, lagi banyak keluar model terbaru tuh. 1.5jutaan aja Beberapa kalimat diatas akhirnya mengisi hari-hariku setelah hidup di ibukota. Sampai masa kuliah berakhir, sedikit sekali jeritan seperti kalimat diatas terdengar di telingaku, maklum kuliahku bukan di kota besar. Setelah sering mendengar kalimat-kalimat seperti itu aku bersyukur terlahir seperti ini. Ga punya alergi makanan. Kayaknya makan apa pun dimana pun oke, syaratnya cuma dua, makanannya bersih (ga

Aku menulis bukan karena...

Aku menulis bukan karena aku ingin membuatmu tersanjung sayang Aku hanya menulis karena pikiranku dipenuhi kata-kata Aku menulis bukan karena aku ingin membuatmu kecewa sayang Tidak apa jika kau berpikir aku masih mengharapkan kisah lama Karena aku tidak bisa menghentikan anggapanmu itu Entah itu benar atau tidak, sudah biar aku saja yang paham Aku menulis karena kata-kata yang kutulis telah menjadi sampah yang harus dibuang lewat tulisan Aku menulis bukan karena aku menyukaimu sayang Cinta bukan tentang bagaimana aku menanggapimu di pesan singkat itu Siapa yang tau hatiku? Aku juga kadang tidak tau hatiku Aku menulis bukan karena aku mengharapkan simpatimu sayang Ini adalah hobiku dan kau tak boleh melarang aku menulis apa pun Aku menulis bukan karena aku sedang ada waktu senggang Tapi karena kadang tiba-tiba saja kata-kata ini lewat dan tidak pergi dari pikiranku Jadi harus kusalurkan agar besoknya pikiranku sudah siap untuk kata-kata lain lagi Sudahlah... Aku

Satu pikiran memuakkan yang harus disalurkan

Ini mungkin gila. Tapi aku tetap ingin menulisnya. Ini terus menari di pikiranku dan aku muak ! Aku pernah mengukir cerita denganmu. Aku tak tau apakah untukmu cerita itu tergolong lama atau tidak. Tapi yang pasti aku sudah pernah berpikir bahwa kau adalah yang terakhir. Aku pernah berangan akan melihatmu setiap pagi saat aku bangun tidur. Aku pernah berangan akan selalu memelukmu saat gundah menyerangku. Kau tak boleh menolak ! Aku pernah berangan memarahimu jika kau sakit dan kemudian memperhatikanmu, walau aku tau kau tak terlalu suka jika diperhatikan berlebihan. Aku berangan ingin menciptakan cerita yang jauh lebih banyak dari yang sudah kita lewati. Namun ternyata akhirnya bukan begitu. Kita hanya insan yang berjalan mengikuti takdir. Dan takdir tidak merestui kita. Setelahnya aku mengalami ketakutan, yang mungkin berlebihan. Aku takut membayangkan siapa yang akan kutemui saat aku bangun pagi. Aku lebih baik memeluk diriku sendiri jika gundahku tak tertahan daripa

Untukmu rindu yang tiada bersahut

Kau pikir menunggu akan selalu setia? Ia berkhianat pada kata menyerah Entah seharusnya berakhir manis atau patah Tapi yang pasti ia tak akan pernah sama Tentang setia, tidak seharusnya ia dialamatkan pada ruang yang jauh dari bertemu Ia hanya ingin satu Kamu Rindu menjadi kata yang membosankan Karena ia menjadi ritme yang diulang tanpa akhir Mungkin akan menguap Bersama kenangan yang seharusnya disusun rapi namun akhirnya dibuang Menyiapkan satu ruang untuk rasa yang lebih pantas Entah kapan Bagaimana jika disudahi? Bertengkar dengan diri sendiri untuk kemudian berdamai Lalu melanjutkan langkah baru Tinggalkan sisa bersama jejak yang tak akan diulang