Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018
Hati-hati ! Jangan menyukaiku terlalu cepat Ini akan rumit Aku tidak akan menyukaimu atau aku malah akan menyukaimu lebih besar dari rasamu itu
Bukannya senja selalu indah? Tapi mengapa akhir-akhir ini, aku seperti menatap senja dua puluh empat jam sehari? Mungkin karenamu Jika aku bisa menarik bibirku membentuk senyum setiap kali mengingatmu, apakah itu salah? Ah, ya. Kita belum bertemu Kapan?

Bangga sama diri sendiri? Siapa takut!

Salah satu hal yang membuat kita bahagia adalah bangga dengan diri sendiri. Satu kalimat diatas terlintas setelah pembicaraan dengan beberapa teman kemarin malam. Berada dalam satu lingkungan yang sangat berbeda dari lingkungan sebelumnya memang menjadi hal menarik untuk dijelajah kemudian diceritakan. Contohnya adalah tentang merokok. Lingkungan yang sekarang aku hadapi membuat keyakinan yang selama ini kupegang teguh, runtuh. Aku paling tidak suka dengan orang yang merokok, apa lagi perempuan. Penyebar penyakit! Begitu kataku. Lalu setelah berada dalam lingkungan yang mayoritas adalah perokok, bahkan perempuan juga melakukannya, aku mulai mengkaji ulang keyakinanku. Merokok adalah pilihan setiap orang. Walaupun kita tidak suka, orang lain tetap saja merokok. Jadi, yang bisa dilakukan adalah bukan memaksa orang berhenti merokok, tapi menjaga saja agar tidak selalu bergumul dalam kepulan asap rokok. Lagi-lagi lingkungan memaksaku menerima beberapa hal menyebalkan. Contohnya a

Meng-ambang

Aku tidak tahu sayang seorang lelaki kepada perempuan seperti apa Maksudku, aku sudah membaca banyak novel yang menceritakan beragam kisah cinta yang berakhir dengan luka atau bahagia Aku sudah mendengar kisah cinta sahabat atau temanku perempuan dan laki-laki Namun aku akhirnya menyadari bahwa aku tidak mengerti bagaimana sebenarnya sayang seorang lelaki pada perempuannya Lebih tepatnya aku tidak mengerti bagaimana rasa sayangnya padaku Aku memiliki banyak cerita dengannya, banyak sekali Lebih banyak dari yang orang-orang tahu Tapi saat sebuah keputusan akhirnya mengubah segala sesuatu dan ternyata kisah setelahnya malah lebih menarik Pernyataan di kalimat pertama tadi muncul Aku tidak tahu rencana Tuhan padaku Tapi ini sama sekali membingungkan Menyakitkan tapi tidak apa-apa Sudah merasa bisa menerima tapi kadang hati memberontak Sayang sekali aku pandai berdalih dan berdrama Aku pandai memasang tingkah dan ekspresi seakan aku hebat padahal aku tidak mampu memahami

PENGUNTIT !!

Hai penguntit, Ah, ya, kau pasti membaca ini Aku tidak tau kau siapa, sampai detik ini, walau sudah lebih dari tujuh tahun aku tau namamu Eh, entahlah, aku baru menyadari bahwa mungkin sebenarnya tidak pernah ada nama itu di dunia ini Bukannya aku mau mengingkari rasa atau kisah yang sudah pernah ada Tapi kok aku malah menganggap semua itu seperti di mimpi? Itu semua tidak pernah nyata Aku tidak pernah mengenalmu Ya, aku benar-benar menutup akses, bukan karena apa-apa Tapi kau benar-benar mengganggu Kau tidak berhak atas apa pun yang ada di hidupku Karena kau pendusta paling unik Dan ke-semu-an mu ini tidak memiliki ruang lagi Aku tidak peduli lagi dengan perasaanmu, maaf... Karena aku juga menganggap perasaanmu itu tidak nyata Dan semua yang sudah kuusahakan sebenarnya sudah terbaca dari dulu SIA-SIA Untuk apa pun yang ku posting atau kubagikan di media sosial Rasanya sudahlah Berhentilah menguntitku Tidak perlu mencoba beribu cara lagi untuk menghubungiku K

Satu permintaan, lagi

Detik ini kami berada pada ruang yang sama, yang berjarak tak lebih dari lima meter. Semua janji yang sudah kami buat saat pembelian tiket pesawat ini sudah lebur bersama udara dan keputusan yang berputar di tahun lalu. Aku melihatnya, entahlah dia. Rasanya sudah tidak penting lagi, ya seharusnya seperti itu. Tapi sepertinya aku butuh waktu yang lebih banyak lagi untuk mengurai semuanya menjadi uap yang tak kelihatan. Apalagi setelah kejadian tadi malam. Emosi pertama di tahun yang baru. Aku pernah merasakan ini saat aku memergokinya saling bertukar kabar dengan seorang perempuan lain dengan lebih mesra. Tubuhku bergetar hebat, entah karena apa, tidak bisa kukontrol. Aku benci ! Harusnya rasa seperti ini sudah tidak wajar lagi, bukan? Aku benar-benar ingin lepas Tapi seperti biasa, saat-saat seperti ini, otak dan hatiku tak mampu bersinkron dengan baik. Dan menerima adalah hal paling menyebalkan Karena aku sudah berusaha tapi masih gagal juga. Jika permintaanku untuk tidak

Pergilah !

Untuk pertama sekali aku tak mampu merangkai ribuan kata yang menari di otakku Mereka seperti sulaman benang kusut ditengah celana sobek Apa mauku? Baiklah... mauku hina sekali Bisakah kau hilang dari dunia ini? Atau paling tidak dari duniaku Tidak sedikit pun aku mengingimu kembali, bahkan sekadar menyapa lewat tatap tanpa sapa Sudahlah... Aku sudah mengikhlaskanmu pergi, jauh sebelum mulut orang-orang berbau busuk itu menyebar entah lewat mana Tak ada cerita yang harus dikenang atau disesali Toh, tawarnya hati lewat satu kalimatmu masih tetap menyergap dalam rasa tak bernama Cukup bagi kita saling menghilang Dan kita maui itu Hanya saja terlalu banyak mulut orang yang menarikan kata-kata tak berpaut menyerang aku tanpa ampun Entah padamu Bahkan kedua tanganku tak mampu lagi menutup telinga karena teriakan mereka tak butuh pengeras suara untuk membahana Seharusnya ini mudah Jika memang hanya kita berdua yang hidup di dunia ini Kenyataannya? Terlalu banyak waktu y