Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Hanya bisa berkata, "aku rindu"

Semua hal itu akan datang dan pergi.. Orang-orang dalam hidup kita juga Ya, baru saja aku membuka salah satu media sosial yang sudah kupelihara bertahun-tahun Perlahan kubuka satu persatu foto, Hei... sudah dimana kakak ini sekarang ? Loh, abang ini pernah komen-komen panjang ya sama aku ? Nah, dia pernah mengucapkan salah satu kata lucu disalah satu foto profilku? Eh, adik ini, apa kabar ya dia ? Bagaimana penerbangannya sekarang ? Humpf... wanita yang kupanggil cucu ini dan dia memanggilku oppung, uda berapa lama ya ga ketemu ? Kangen juga Ya, begitulah... ketika membuka ulang album foto yang memuat gambar orang yang bahkan tak pernah kita temui lagi, sebersit rasa rindu membuat pikiran berputar ulang ke masa silam Masa indah, menyebalkan, mengharukan, semua rasa itu aahh... Kapan lagi ya bisa kayak gitu? :D Kita gak akan bisa ngulang itu lagi Itu cuma jadi kenangan :) Aku ga akan bisa suap-suapan sama tok mario kayak di kantin baru dulu Aku ga akan bisa fo

Sisakan Nama Orang yang Paling Anda Sayang

Kemarin aku membaca suatu artikel di sebuah media sosial, tiba-tiba saja aku mengingatnya dan ingin membagikannya. ceritanya kurang lebih seperti ini .... Ada 2 orang pria. Pria A memberi pertanyaan pada pria B, "coba tuliskan nama semua orang yang kau sayang yang sekarang sedang terlintas dipikiranmu" Pria B mulai menulis nama semua orang yang dia sayang. Nama orangtuanya, nama istrinya, nama anaknya, nama saudara dan nama teman-temannya. "Sekarang hapus 3 nama dan sisakan nama orang yang paling Anda sayang dari keseluruhan", ujar pria A. Pria B menuruti. Ia mulai menghapus 3 nama teman-temannya. "Coba hapus 3 lagi" Pria B menghapus lagi. Dan begitu seterusnya hingga yang tersisa hanya nama ayahnya, nama ibunya, nama istrinya dan nama anaknya. "Sekarang coba hapus 1 dari nama-nama itu dan sisakan nama yang paling Anda sayang", memasuki tahap ini, sepertinya tantangan semakin berat. "Ia mulai menghapus nama ayahnya", aku da

Hey, pak. Aku rindu :')

"Halo" "Halooo... Pak, apa kabar?" "Bah. baik boru. Kau apa kabar?" "Baik juganya. lagi dimana sekarang?" "Diteras duduk-duduk. Tumben menelepon. Biasanya kalo anaknya menelepon, pasti mau minta uang" "Enggak kok. Mau bicara aja sama bapak. Rindu aku. Kalo uang, masih ada kok uangku yang bapak kasi kemarin" .... Sekarang, sudah jauh dari pria itu Pria yang kusebut Bapak Pria yang mungkin sampai sekarang, jika aku jalan berdua dengannya, masih tidak malu merangkul pundakku saat menyebrang jalan Hahaha... Sekarang gadis kecilmu sudah mulai dewasa pak Ingat tidak? Sekitar 14 tahun lalu kau masih memukulku dengan sapu karena membawa teman-temanku yang mandi hujan di teras rumah :D Ingat tidak? Ketika aku mulai belajar perkalian, dan kau selalu menyenggakku ketika aku tidak pede dengan jawabanku Hahaha... Oya, masih ingat tidak? Ketika kami bertiga menyanyi dihadapanmu, Bapak...Bapak... Jangan kau merokok

Ingatan...

dulu dia pernah menangis sebegitu sedihnya entahlah... aku tak pernah melihat lelaki menangis hingga seperti itu dia menangis karena hatinya lebih dari disobek, olehku.. dia menangis hingga sesenggukan itu bukan airmata biasa itu airmata kepedihan yang aku atau dia bahkan tak akan tau sampai kapan keperihan dalam kepedihan itu berakhir dan kini... bahkan setelah tangisan memilukan dari lelaki yang terlihat kuat itu terlepas darinya rasanya masih bertahan ini sudah tahun ketiga setelah kejadian itu namun tetap saja sobekan yang dijahitnya sendiri itu meninggalkan bekas sepertinya aku terlalu jahat jika kembali lagi ya, aku tak berniat membuka jahitan itu atau menyobek lagi bagian hati yang lain aku tak berniat kembali aku hanya mencoba memilin ulang pertemanan siapa tahu aku bisa menebus kesalahanku