Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Si Penguasa Jalanan Jakarta [1]

Asap kendaraan bukan lagi menjadi hal yang mengusikmu, tapi menjadi candu. Ditemani terik matahari yang kadang tiba-tiba saja menjadi awan hitam, hujan deras dan halilintar. Lagi, tidak apa. Mereka sudah menjadi candu. Dengan sepeda onthel tua, sudah berkarat, tapi masih kuat, kau kayuh saja, menelusuri jalan raya ditemani mobil mewah dari si orang kaya. Rantai yang berulang kali kau lapisi oli hitam berhasil membantumu mengalahkan jalanan yang sebenarnya tidak menerima pijakanmu lagi. Dua kantung kain besar di sebelah kanan dan kiri bagian belakang onthelmu juga sudah lusuh, coklat karena debu. Ada penutup kantung berwarna senada yang awalnya memiliki kancing tapi kini hanya teronggok lemah menutup barang di dalam kantung itu. Kau? Mulai tua dan keriput, tidak ada lagi otot yang dahulu membuatmu gagah. Warna kulitmu yang coklat kini menjadi hitam legam. Dengan topi bundar dan kemeja batik kebanggaanmu, kau masih menantang Jakarta. Seperti hari-hari sebelumnya ... Sudah jam 4 pa

Penantian-kah? Kesetiaan-kah?

Tidak akan ada penantian yang bisa dijanjikan Hanya saja jika jalannya memang begitu Akan ada aliran yang membawanya pada muara Dan jika jalannya berbeda Mungkin akan ada pintu lain yang lebih lebar terbuka yang bisa dimasuki untuk sekadar singgah atau untuk tinggal Bukan tentang kesetiaan yang sedang diuji Hanya saja ketidak-pastian menumbuhkan ruang ragu tanpa arah Jangan salahkan jika ternyata pintu yang ditunggu sudah ditutup Dan jangan ragu masuk jika pintu yang ditunggu masih terbuka

Cinta akan membawamu pulang

Bagian paling indah dari dirimu adalah ketika melihat kau terlelap Aku tau beban di bahumu belum selesai, masih berat Tapi saat kau telelap, aku bisa melihat keutuhan dirimu Tenang sekali, nyaman sekali Aku tidak pernah melihat kau yang setulus itu Ingatlah, bahwa cinta akan membawamu pulang Jika saat ini kau berkelana dan kau temukan dirimu tersesat, tidak apa Kau masih boleh memuaskan semuanya Mencari jalan lain, melepaskan dirimu sendiri dari kesesatan itu Menemukan kebahagiaan lain Sampai disuatu akhir, kau tau, bahwa pintuku tidak akan tertutup untukmu Dan kuharap kau temukan, pintuku Akan kutunggu kau disini, tenang saja Cinta akan membawamu pulang Cintamu, cintaku, disini, dihati kita

Seharusnya Ananda Mengerti, tapi TIDAK

Mungkin namanya rindu Tapi tahu apa ananda tentang rindu? Jalanan setapak mendaki bukit lalu turun Bertemu muara lalu ke danau Tapi tiba-tiba hutan ananda bakar, hangus, lenyap Lalu ananda bilang rindu? Rindu pada hijau Ananda jahat Adinda yang menjadi korban tidak bisa membalas api dengan api Ananda masih bertanya bagaiman nasib adinda? Padahal ananda lihat sendiri api, panas dan hitam menjadi bagian adinda sekarang Lalu ananda pergi Mendaki gunung lain dan menuruninya Seolah diri ananda melepas dan berkata "Baik-baiklah tanpa aku"

Dear you, friend

Dear you, friend Thank for who you are That I can't believe you at all But you prove that you always be there Thank for who you are That keep me when I'm weak That make me believe in myself Thank you for trusting me as a friend when you want to share your secret Thank you for teaching me something new with your problem I'll be here, waiting for your promise Pray for your future Let's be a good friend, forever

Kau, punya bagianmu, suatu saat nanti

Jatuh cinta memang seperti itu Ini sudah kesekian kali, aku mulai terbiasa Tak perlu kau menilai dan mengerti Tak perlu kau kasihani dan maknai Jika sudah saatnya nanti, kau pasti punya bagian sepertiku Jika sekarang kau melihat dan mendengar, seakan tahu Kau salah ! Kau harus mencoba belajar bagaimana hati menata kata Bagaimana mata menata ucap Bagaimana sayup suara menata laku Baru kau punya bagianmu, suatu saat nanti

Mungkin namanya cinta

Mungkin namanya cinta Saat dimana aku bisa melihatmu tertawa walau bukan untukku Saat dimana aku bisa melihatmu melakukan hal yang kau senangi Saat dimana aku bisa melihatmu tulus pada sesuatu Saat dimana akhirnya aku tahu bahwa sumber bahagiamu, bukan aku Mungkin namanya cinta Saat dimana aku perlahan bisa mengikhlaskanmu Saat dimana aku benar-benar bahagia melihatmu bahagia Saat dimana aku tau dengan tidak mengusikmu, kau akan tenang Mungkin namanya cinta, Saat dimana aku berusaha tidak menginginimu walau ada rasa sakit yang luar biasa Saat dimana aku pasrah dan menutup hati dulu, sesaat Tapi, ya entah sampai kapan Mungkin namanya cinta, Saat akhirnya kita bertemu tanpa berjanji Dan aku berusaha tidak melihatmu tapi akhirnya mataku kalah dengan perintah hatiku dan kau, juga melihatku, sekilas Tidak apa Aku baik-baik saja. Kau juga Kita benar-benar baik-baik saja Semoga dan, selalu

Jakarta dan Orang-orang Bermasker

Gambar
Ada satu hal yang terlihat sangat berbeda dan mencolok ketika pertama kali aku tiba di Jakarta. Banyak sekali orang yang menggunakan masker, baik di transportasi umum maupun di jalanan. "Mengapa mereka menggunakan masker?", tanyaku pada seorang teman. "Udara disini kotor", jawabnya singkat. "Ooouuu ...", aku menggumam. Pikiranku tidak sampai pada udara kotor dikota ini. Karena sebelumnya aku selalu hidup ditempat yang benar-benar bersih dan segar, minim polusi. Seiring berjalannya waktu aku mulai terbiasa melihat hal itu. Tapi tidak terbiasa menggunakan masker. Sesak rasanya. Sesekali memang kupakai, misalnya saat aku menggunakan jasa ojek online yang memberikan aku masker gratis. Kemudian, ada hal yang mengganjal pikiranku. Masker ini, mengelabui semua orang, menutupi diri semua orang. Hal ini kusadari karena suatu kali, saat aku tiba di tujuan dengan menggunakan ojek online , aku memberikan uang dan mengucapkan terima kasih sambil "t

Aku ingin kamu, hanya kamu, titik

Aku egois, maaf Aku ingin kamu, hanya kamu, titik Aku tidak meminta semesta menitipkan rasa ini padaku, juga padamu Tapi bukan berarti aku juga akhirnya menyerah pada semesta, yang akhirnya menarikmu kembali dan melemparkanmu ke radar yang lain Tidakkah kau juga harusnya berlaku sama? Kamu ingin aku, hanya aku itu saja Bukankah seharusnya begitu? Tapi ...

Hai, bulan malam ini tidak berubah, kan?

Hai, Bulan malam ini tidak berbeda dengan bulan beberapa waktu lalu, kan? Tidak berbeda juga dengan bulan ditahun 2009, kan? Hihihi... Iya, mungkin detik yang berdetak tidak butuh berputar 360 derajat saat kau melihat baju dan sepatuku yang kebesaran. Tapi kemudian ya sudah. Bulan malam ini juga tidak berbeda dengan bulan 4 tahun lalu, kan? Saat pertama kali aku menggenggam tanganmu disebuah ruangan gelap bersama ratusan pasang tangan yang lain. Hanya saja cerita dibeberapa tahun lalu terus berkembang dan ... Berubah. Bukan ! Bukan aku, kau, orang lain atau keadaan yang salah. Ini hanya tentang suratan takdir. Ternyata di sebuah waktu yang akhirnya tiba, ada cerita berbeda dari harapan yang sempat di pupuk. Apalah daya seorang manusia yang bahkan tidak lebih hebat dari keegoisannya sendiri. Itu aku. Aku yang kumaksud. Akhirnya kebahagiaan itu datang. Untuk kita, dengan jalan masing-masing.

Entahlah~

Hari ini ada berita gembira ! Akan ada sesuatu yang dalam waktu dekat akan diterima oleh ku dan beberapa teman lain. Tapi baru saja aku hendak tersenyum karena sesuatu itu akhirnya menjadi nyata, tiba-tiba saja perutku bergejolak, rasanya seperti diremas-remas kuat-kuat. Perasaan ini hanya akan terjadi jika sesuatu yang kutakutkan terjadi. Ternyata kemampuan hati, perasaan, lebih cepat bereaksi ke perutku dari pada ke otak. Setelah seper-sekian detik perutku merasakan, barulah otakku mengerti. Ya, aku tidak sabar menemukan satu tempat yang akan berisi tentang aku yang bahkan di dunia kenyataan sekarang tidak ada aku lagi. Ah, aku benar-benar tidak bisa mengungkapkannya secara gamblang di tulisan ini. Mungkin itu akan menjadi hal manis sekaligus memilukan bagiku. Walau sekarang aku harus mengakui bahwa aku sudah mulai terbiasa memaksa diriku untuk berkata tidak. Tapi ya mau bagaimana? Aku juga akan melihat ada orang lain yang memasukkannya menjadi list orang terpenting yang lalu-

Tulisan Ngasal di Sore Hari

Gambar
Siapa yang tau awal dan akhir suatu cerita? Mungkin media sosial tidak lagi eksis untuk dipercaya ketika kita harus berkenalan dengan orang baru. Siapa dia, bagaimana bentuknya, dimana dia, apa yang sedang dia lakukan? Semuanya maya. Tapi dalam ke-maya-an itu akhirnya menjadi awal suatu cerita. Bukan kisah yang benar-benar spesial. Hanya sekilas kisah dengan ucapan selamat pagi, semangat untuk hari ini, makan siang apa, pulang kerja jam berapa, ingat makan dan istirahat, dan diakhiri dengan selamat tidur. Tidak ada yang spesial, bukan? Tapi siapa sangka disela-sela kata-kata itu ada janji dan segelintir rasa yang hinggap. Janji untuk bertemu, janji yang akhirnya mungkin tidak pernah terjadi. Janji yang untuk kesekian kali menjadi maya, seperti awal perkenalan. Segelintir rasa itu juga entah apa. Maksudku dia hanya hinggap lalu mungkin akan menguap, tanpa bekas. Hanya pernah ada, pernah singgah, tapi tidak tinggal. Akhir? Belum. Belum ada. Mungkin akan ada ketika satu step  hidu

Generasi si (sok) peduli

Bukannya public akhirnya lebih mengerti? Maksudku, Terkadang suspect tidak harus menjelaskan, bukan? Negara ini sedang berada pada jaman seperti itu. Ya, public jauh lebih mengerti duduk persoalan tanpa harus dijelaskan. Jika akhirnya dijelaskan dan penjelasan dari suspect berbeda dari apa yang mereka tahu, apakah akan berarti? Tidak! Malah memicu hal yang lebih buruk lagi. Itu dia mengapa terkadang pertanyaan-pertanyaan dari orang yang semula diam, tak mau tahu, bahkan hampir tak pernah ada namun tiba-tiba bertanya seakan peduli, padahal ..., tidak perlu digubris. Maaf, bukannya angkuh. Namun kita harus belajar menilai apakah ada ketulusan dalam sebuh pertanyaan? Atau hanya serentet kalimat yang terlontar yang nantinya akan menjadi informasi menarik untuk diperbincangkan bersama. Gosip maksudku.

Cipratan yang bukan hujan

Memangnya gerimis itu bukan hujan? Bagaimana caramu mengartikan hujan? Titik air yang jatuh dari langit, bukan? Selebihnya? Aku sudah selesai dengan hujan ataupun rintik gerimis. Tidak harus diulang lagi, nanti aku basah. Aku benci jika tiba-tiba saja kau mencipratiku dengan air yang bukan hujan. Bukan apa-apa, dingin.

1 Korintus 13:13

1 Korintus 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Aku sudah pernah mendengar isi ayat ini sejak aku kecil. Namun ayat ini menjadi semakin spesial sejak seorang teman mendapatkan kesempatan emas untuk memiliki ayat ini sebagai ayat "malua" nya. Dan setelah ia memberitahuku tentang hal ini, aku merasa aku bisa memegang kuat ayat ini untuk kubawa dalam perjalanan hidupku. Bahkan disaat teman itu ulang tahun, aku mengingatkan ia kembali tentang ayat ini. Maksudku, aku melihat ia bertumbuh dan berkembang dan memang menjadi sumber kasih bagi orang lain. Belakangan ini aku bahagia sekali kala ia bisa membagikan kasih-nya bagi sekelilingnya. Hari ini aku teringat ayat ini, dan temanku itu. Ada sedikit pertanyaan. Bagaimana tentang pengorbanan akan kasih? Seseorang, dengan pikiran dan perasaannya sendiri, entah diliputi ego, entah karena bosan, entah memang sudah lelah dan tidak ber

RINDU

Akhir-akhir ini aku benci dengan RINDU Ia merajai hatiku tanpa bisa kutahan mondar-mandir layaknya keluarga pasien gawat darurat diruang tunggu Aku bosan ia selalu ada RINDU Menjebakku pada nostalgia yang, lagi hanya bisa menyakitiku Maunya apa sih? Kenapa tidak bertamu saja ke hati tetangga lalu tak usah kembali Kenapa RINDU bukan pengobat Ia seperti jeruk asam yang menetes diluka yang masih basah Argh ! Mau berganti tempat denganku? Mungkin luka kita berbeda Siapa tau kau lebih kuat dari aku Siapa tau aku bisa menyembuhkan lukamu jika aku menjadi dirimu Atau ... Bagaimana caraku berdamai dengan RINDU? Kau tau kan RINDU yang kumaksud?

Aku (masih) Kalah

Hahaha... Rasanya ingin terus menertawakan diri sendiri Luka ini terlalu perih untuk ditangisi Mungkin tawa tanpa renyah didalamnya bisa menghilangkan sakitnya sedikit Rasanya seperti bagian daging dari tanganmu dicabut dan hanya menyisakan tulang putih, kelihatan. Bagaimana? Ya... Ia tidak akan bisa pulih tanpa ditempeli daging lain, bukan? Mungkin ia akan membusuk jika dibiarkan terus menerus Perumpamaannya begitu ! Ini kali kesekian Aku merasa sudah cukup Namun lagi lagi tarikan nafas membuatku gagal Ini benar-benar belum cukup! Apa asiknya menyakiti diri sendiri Apa asiknya mengatakan AKU BISA Padahal ... Hanya saja ini bagianku, bukan? Bagian tulang putih yang tidak akan ditempeli daging lagi Haah ... Pertarungan dengan hati sendiri menjadi pertarungan yang tidak adil Karena menang atau kalah, aku yang menikmatinya Dan aku, (masih) KALAH

Rindu itu hilang

Aku sedang mencari rindu itu Kemana dia? Tidak kutemukan Aku sedang memaksa diriku untuk menemukannya Sedikit sulit Ia berada di salah satu sudut yang paling sudut Ada usaha lebih untuk menemukannya Haah ... Rindu sekali untuk merindu Karena rasanya salah sekali Salah dan lelah Salah dan tidak akan berpaut Ya, kau tau ... Seperti sekuat apapun menginginkannya, tetap saja kau akan gagal Tidak akan ada waktu untuk rindu itu terpaut Hanya sebelah hati saja Tidak lagi disambut dengan manis Ya sudah, tetaplah disudut yang tersudut Aku sebenarnya tidak ingin lagi mengiris hatiku sendiri Hanya saja kau terlalu membekas Kadang kadang mengingatmu masih menyakitiku

Cerita seorang pria

Ia melihat sebuah raga sudah terbujur kaku. Diatas sebuah dipan yang sebelumnya terletak di kamar belakang. Raga itu tidak bergerak lagi, tidak tersenyum lagi, dan ... tidak merasakan sakit lagi. Ia menatap nanar, hampir tak mampu bergerak jika saja abangnya tidak menepuk pundaknya. Ia melangkah, bukan menuju raga itu tapi ke kamarnya. Meletakkan tas, mengganti baju yang ia kenakan menjadi kemeja hitam. Ia menatap cermin, ia sendiri tidak mampu mendeskripsikan rupa-nya sekarang. Entah menggambarkan apa. Ayahnya sudah tiada. Teman-teman dan sanak saudara mulai memenuhi rumah. Ia berjalan dan duduk disamping ibunya. Ibunya sudah menggunakan baju dengan warna senada dengannya. Dikepalanya diikatkan semacam kain hitam. Wajahnya penuh kedukaan, tanpa harapan. Ia hanya memeluk ibunya, tanpa airmata. Bahkan ketika teman-temannya datang, mengucapkan rasa belasungkawa, mulai menyalamnya, ibunya, kakaknya, dan abangnya, ia tidak juga menangis. Tiga bulan kemudian... Ia masih saja me

Ada aroma kopi hari ini

Aku bukan gadis pecinta kopi. Aku hanya pernah mencoba menikmati kopi sachet -an dan berakhir dengan perut yang melilit. Bisa dihitung jari berapa kali aku menyeruput kopi. Tepatnya, jika aku ingin menyakiti diri sendiri, aku minum kopi. Satu-satunya campuran kopi yang kusuka adalah cappuccino . Itu pun karena pertama kali aku mencicipinya, ia dicampur dengan es krim. Aku pecinta es krim. Sama ... Cappuccino  juga melilit perutku. Tapi es krim mampu menetralisirnya. Aku tetap tak mau menikmati  cappuccino  tanpa es krim. Ini adalah bulan ke 11-ku ditempat baru. Suasana yang tak pernah ada di benakku sebelumnya. Mereka pecinta kopi. Sial ! Setiap pagi, jika aku memilih menikmati teh, aku disambut dengan beragam jenis kopi dan hanya ada satu merk teh dilemari itu. Aku tak pernah menyentuh hal lain, hanya teh dan sedikit gula, kadang kadang. Aroma kopi menguar. Aku bisa apa? Aku berada diantara mereka. "Gak ngopi wid?" Pertanyaan yang 11 bulan selalu kujawab dengan ha

~

Ternyata kita masih dini untuk telalu dewasa Banyak kisah lain yang mengalahkan kisah kita Kita bahkan seperti masih didalm cangkang telur yang entah kapan akan menetas Masih muda sekali ...

Tangisan dibawah bandara

Lima tahun lalu aku pernah kehilangan Sakit sekali Aku menangis didalam sebuah ruang kecil Tanpa suara Tapi aku bisa kembali seperti aku semula Tidak sempurna memang Karna bayangannya luar biasa menghantui Sampai saat ini Tiga tahun yang lalu aku aku dipertemukan Diperjuangkan dan didapatkan oleh seseorang Dipertahankan hingga beberapa ribu detik yang lalu Kemudian, dia menghilang Tidak jauh Namun tak bisa ditemukan Sekali lagi aku hancur Dan kali ini tidak butuh ruang kecil untuk menangis tanpa suara Aku menangis dalam tiap langkah dimana pun aku berada Berjeda, antara bersuara dan tidak Ini lebih mengerikan Lebih dari mimpi buruk yang mengharuskan aku menyentuh bagian tubuh adikku supaya aku bisa terlelap kembali Sekali lagi Aku dikatakan bodoh Sekali lagi Aku disemangati untuk bangkit Untuk saat ini, sulit Dia pergi hari ini, Berjarak sementara saja Namun tidak ada aku lagi Di waktu yg lain Aku pernah mengantarkannya Dengan raga,jiwa,hati dan tan

...

Ia pernah mencintai begitu dalam Namun ia masih terlalu muda Dan hubungan itu kandas begitu saja Setelah itu Tidak ada cinta yang begitu dalam lagi Sampai disuatu hari Keadaan membuat ia terbiasa dengan seseorang Mulai suka Mulai nyaman Mulai sayang Lama sekali prosesnya Hatinya luluh Luluh sekali Ia membiarkan hatinya dipenjara oleh satu cinta baru itu Dan ia bahagia Lalu ia dicambuk Tidak kuat Tidak banyak cambukan Satu kali, tapi menancap Sakit sekali Tapi ia tidak mau lepas dari penjara itu Ia tetap percaya bahwa cambukan itu akan sembuh Ia tidak sanggup menangis lagi Hatinya hanya sudah remuk saja Hukuman itu mengerikan ! Ia hancur !

[1]

Rina masih dalam sambungan telepon dengan anak laki-laki berumur 9 tahun, "Darnes uda makan belum?" "Udah dong kak", jawab anak laki-laki itu di seberang telepon. "Makan pake apa? Makan sendiri atau disuapin hayo?" "Makan ayam kak, disuapin sama mba. Hihihi...", terdengar tertawa malu dari anak laki-laki itu. Lalu ia melanjutkan lagi, "Kak, disini udah malam loh. Disana?" Pertanyaan yang membuat Rina tertawa kecil, "Udah malam juga. Kan waktu kita sama". "Oh, yaudalah ya kak. Uda bosan aku ngomong sama kakak", ia menyudahi percakapan begitu saja. Suaranya sudah hilang di seberang telepon. Terdengar suara telepon sudah berpindah tangan, berganti dengan suara berat dari seorang laki-laki yang sudah beranjak dewasa, "Halo..." "Hahaha... adikmu lucu sekali", Rina masih tertawa. "Begitulah, dia masuk ke kamar karna mau ambil komik naruto aja". *** Enam tahun berselang. Rina ingat

Thank you Mam

Gambar
Beberapa tahun yang lalu, aku membuat kesalahan. Dan tidak sampai satu minggu, aku menerima balasannya. Entah itu benar-benar balasan atau tidak, aku menganggapnya begitu. Kemudian aku melakukan kesalahan yang sama lagi tahun ini. Berkali-kali. Dan aku tidak mendapatkan balasan apa pun. Aneh ! Sempat terbersit dalam pikiranku bahwa aku akan mendapat balasan sekaligus yang paling sakit, mungkin. Dan ya, Sekarang mungkin adalah balasannya. Dan sepertinya ini sama dengan beberapa tahun yang lalu. Hanya pihakku saja yang menerima balasan ini. Apa itu? Maaf ... Aku tidak sanggup lagi bercerita, entah pada siapa pun selain satu orang. Aku pernah dikhianati dan rasanya sakit sekali. Aku, sepertinya tidak pernah mengkhianati orang lain (sadar atau tidak sadarku). Dan satu orang tempatku bercerita adalah, mamaku. Ya, setelah dikhianati aku hanya tidak tau harus bercerita pada siapa. Aku tidak bisa percaya pada siapa pun. Percayalah ! Aku benar-benar tidak berniat me

Pemilih? Ya, HARUS !!

Aku tipe orang yang tidak mudah percaya pada orang lain. Kasarnya, aku pemilih dalam berteman . Berteman dalam arti tempat bercerita. Sampai disuatu hari aku memilih untuk berteman. Dengan seseorang yang dalam 1 hal memiliki kesamaan denganku. Kami sudah lama kenal, dan menurutku, dia memiliki perangai yang baik. Bagaimana aku bisa menilai? Dari sikapnya dan dari bagaimana orang lain menilai dia. Ya, aku memilih berteman dan berbagi cerita dengannya. Tentang hal yang benar-benar menyesakkan dadaku. Tentang hal yang kuanggap, dia, mampu mengerti. Entah kenapa aku memilihnya. Padahal aku bisa saja bercerita dengan teman lamaku yang lain. Dan semua tampak baik-baik saja. Aku lebih lega dan sepertinya aku tidak salah memilihnya. Sampai ... Dia menjadi pengkhianat ! Apa aku terlalu jahat mengatakan hal itu? Tapi aku tidak tau kata halus yang lain untuk menggambarkannya. Dia tidak menepati janjinya. Dia menghancurkanku. Seharusnya semua baik-baik saja. Seharusnya ...

Ahli Penghilang Ingatan ?

Gambar
Sepertinya aku benar-benar butuh ahli terapi penghilang ingatan Bukan ! Bukan untuk benar-benar menghilangkan semua isi kepalaku Hanya menghilangkan 1 hal saja Ini benar-benar tidak adil ! Aku harus dan masih memimpikannya tanpa bisa kucegah Aku hampir tak mengingatnya lagi sampai mimpi ini tiba Kadang 3 hari berturut-turut, kadang 2 hari. Aku hampir selalu lupa kejadian apa yang ada di mimpi itu, tapi aku tidak bisa lupa bahwa dia yang benar-benar menjadi objek dalam mimpi itu. Seorang teman pernah berkata kepadaku, "mimpi itu terkadang karena kita terlalu memikirkan sesuatu atau malah mimpi itu adalah hal yang sudah tidak pernah kita ingat lagi tapi masih selalu bersemayam dalam alam bawah sadar kita ". Sepertinya pernyataan yang kedua dari temanku itu yang menjadi akar permasalahannya. Bagaimana bisa alam bawah sadarku tak berkompromi dengan jiwaku? Aku benar-benar ingin melupakannya ! Kalau mimpi itu selalu datang, bagaimana bisa aku melupakannya? Ak

KECEWA

"Tolong jangan beritahu hal ini pada siapa pun ya" "Iya" Kalimat yang sering kita ucapkan Atau Satu kata yang kita ucapkan sebagai janji, IYA Kemudian, ya... Tidak seperti adanya Orang yang bahkan kau harapkan bisa menjadi "orang baik" untuk menjaga janji itu tetap saja berkilah Bukan maksudnya Tapi manusia bumi seakan punya ribuan makna dari suatu kalimat Bahkan kalimat yang seharusnya bermaksud "menjaga" bisa menjadi "bumerang" Dan janji tinggal janji Tak bermakna karena satu kilahan yang bermaksud menjaga itu Sedih sekali ketika benar memberi harapan pada manusia Sebaik apa pun dia Dan akan menjadi apa? Hal buruk ! Bagiku menjadi indah ketika tidak ada cerita yang harus kujaga Sudahlah ... Tidak usah berharap pada manusia bumi lagi Tidak usah berkeluh kesah dan mengharapkan menusia bumi lagi untuk menjaga Tidak akan ada yang benar-benar menjaga Yakinlah

Ini tentang kerinduanku pada pagi dan senja

aku sedang rindu pada awan putih yang selalu lari dari langit biru yang terkadang harus menangis karena lelah dikejar aku rindu pada ribuan kepakan makhluk kecil yang selalu membuat sebagian dari putihnya awan menjadi hitam rindu pada sunggingan senyumku sendiri yang tercipta karena cara mereka bermain sebelum senja tiba tebakanku, mereka akan dimarahi oleh ibu mereka saat mereka sampai di sarang karena terlambat aku sedang rindu pada imajinasiku yang sudah lama hilang aku rindu ketika imajinasiku bermain diantara air danau yang makin lama semakin surut dan mungkin akan habis rindu pada burung-burung putihku dimana ya mereka sekarang? mereka benar-benar moodbooster ! aku sedang rindu pada dinginnya udara pagi yang kadang tak permisi melewati saluran pernafasan ku dan menyerang paru-paruku aku rindu pada air dingin yang mengalir dari wastafel yang kadang membuat tanganku kaku, seperti tak ada darah yang mengalir rindu pada teriakan pagiku yang membuat orang lain membencik

Karena cintamu, aku merasa sempurna

Gambar
Sering kali aku mendengar orang mengatakan, waktu cepat sekali berlalu . Hal itu tidak benar-benar kurasakan sampai, hari ini. Aku baru saja menonton video ini, Hubungannya dengan "waktu cepat sekali berlalu" adalah, Sekarang aku jauh dari keluargaku. Bahkan baru kusadari bahwa "kami" semua benar-benar berjauhan. 2 adikku mengenyam pendidikan diluar kota tempat tinggal kami. Ayahku harus berada diluar kota juga untuk pekerjaannya. Dan ibuku, ya, dia harus sendiri tinggal di rumah kami. Dan 5-10 tahun yang lalu ternyata benar-benar terasa cepat sekali berlalu. Saat dimana, kami berlima masih selalu punya waktu duduk bersama di teras rumah hanya untuk bercerita hal yang terjadi pada kami satu hari itu. Saat dimana ayahku masih marah pada kami jika pulang terlalu sore, ragu menjawab saat ditanyakan tentang perkalian, saat kami malas jika harus mencuci piring setelah selesai makan bersama. Saat dimana ibu masih selalu teriak untuk membangunkan kami di p

[JAKARTA] Masih ada yang peduli?

Gambar
Hari ini saya iseng membaca beberapa HT (Hot Thread) di kaskus. Dan salah satu HT bercerita tentang bagaimana ia, seorang anak sopir, mencintai Jakarta bahkan hampir separuh hidupnya. Diakhir tulisannya, ia menampilkan salah 1 video, Sepele, bukan? Tapi buktinya? Masih banyak yang peduli. Ya, Tak usah terlalu pikirkan mereka yang, korupsi melakukan tindak kriminal menjual jajanan dari bahan sintetis atau ikan busuk Itu urusan mereka dan Tuhan mereka, bukan? Jakarta memang keras ! Tapi banyak hati mulia yang masih tersimpan di kota ini. Yang perlu, Jaga hati dan perilaku Lakukan hal baik dan tanpa pamrih Berikan senyum, ucapan terimakasih dan jangan malu untuk minta maaf

Di suatu minggu yang sedih

Aku melihat ke belakang, mulai menyusuri tiap baris kursi yang sudah mulai penuh. Belum juga kutemukan. "Huuh...", aku melengos kecewa. Kuputar lagi badanku menghadap altar yang sudah mulai diisi oleh putra altar disusul para prodiakon dan pastor. Kesadaranku kembali saat teman-teman disampingku mulai berdiri, dan membuka buku lagu. Aku mengikutinya dengan cepat. Lagu pembuka untuk memulai misa. Duduk disayap kanan gereja ini sebenarnya tidak menguntungkanku. Aku tidak bisa melihat sekeliling gereja dengan leluasa. Hari ini memang giliran paduan suaraku yang memimpin koor di misa sore. Otomatis aku memang harus terima untuk duduk dibagian depan. Bacaan pertama dan kedua kurang kusimak dengan baik. Sesekali aku mencuri pandang ke arah belakang. Gedung gereja sudah penuh dan yang kucari tidak juga kutemukan. Beberapa umat yang duduk didekatku sepertinya sudah mulai terganggu atas sikapku. Aku menyerah untuk mencari saat Aleluia dinyanyikan dan pastor mulai membaca Injil. Ak

Sedikit cerita tentang si bungsu

Hari ini aku tepat berusia 21 tahun 9 bulan 10 hari Bukan peringatan yang spesial memang... Tapi ada suatu hal yang baru terpikirkan olehku karena isi pesan singkat ibu-ku tadi pagi. Nangis tadi dia loh. Jadi sedih mama Itu sedikit kalimat yang ada dalam pesan singkat yang dikirimkan ibuku. 4 tahun yang lalu, aku pernah mengalami suatu kegagalan. Tapi aku tidak menangis, tidak telalu sedih juga, karena aku menganggap aku memang belum berusaha semaksimal mungkin dan mungkin hal itu belum menjadi rejekiku. Kemudian, aku tidak mengalami kegagalan yang sama lagi. Malah Tuhan memberikan aku berkat ganda yang kemudian aku harus memilih salah 1 dari berkat itu untuk diteruskan. Ya, masuk ke perguruan tinggi. 4 tahun yang lalu aku dipercayakan pada 2 tempat. Salah satu kampus swasta di pinggiran danau Toba dengan jurusan yang sama sekali belum terpikirkan olehku. Dan ... Salah satu kampus negri di kota asal presiden Jokowi dengan jurusan yang sangat kuidam-idamkan. And gues

corat-coret

Ya ... Begitu lah ... Pada akhirnya, semua tak akan lagi sama Kayak kata-kata "Tidak akan ada yang abadi" Akan tiba saatnya, ketika lo ngajak temen lo jalan, jawaban yang lo dapet "aduh, mager ni dikosan" "aduh, gue uda punya janji lain nih" "aduh, gadak duit bro . bokek parah" "aduh, lo-lo aja ya. next time" Mana kita yang dulu ? yang maybe , kalo diinget-inget sempat bilang keep in touch yaa ... But, life must go on Itu kenapa kita harus bisa jadi org mandiri Yang kadang jadi terkesan cuek Sampe-sampe pas jalan sendiri, and ada orang yg dikenal papasan, nanya "temen-temen lo kemana? kok sendiri?" humph ... tik-tok-tik-tok gue mau jawab apa yaa? " ga tau tuh " , dan... yauda... gitu...

jakarta ..

Hai jakarta  Masih berdiri megah saja  Lihat langitmu,  Tidak kelihatan  Wajar ...  Itu hasil kekuasaanmu tentunya  Kapan akan berlabuh pada kehancuran?  Kemudian berlayar lagi membangun narasi baru menjadi sosok menggetarkan bibir?  Kau kuat, tidak heran  Tapi sebenarnya kau tidak tegar  Kau hanya berhasil mengambil ribuan langkah kaki untuk menggerogotimu  Tak peduli pada kau, disuatu akhir tulisan di suatu malam yang mendung

Aku akan tinggal, di dermagamu

Aku sudah pernah melabuhkan hati pada beberapa dermaga yang menyambutku. Walau akhirnya kutinggalkan,  Karna takdir menyuratkan aku utk mengembangkan layar lagi,  bertemu dengan dermaga baru  Cukup lama dan cukup banyak yang sudah kusinggahi  Kadang aku rindu pada beberapa dermaga yang sudah jauh diujung lautan sana  Tapi kemudian takdir memang lebih lihai menapakkan langkahku dan mengembangkan layarku lagi  Sampai ...  Aku melabuhkan hatiku pada sebuah dermaga  Yang ternyata menyuratkan aku  Untuk tinggal  Sudah cukup aku berlayar  Sudah cukup ombak yang kadang membuat perahuku terombang ambing,  bahkan pernah hancur  Sudah cukup luka yang kuterpa karna angin  Banyak alasan yang membuatku tetap tinggal  Kupikir aku akan bosan  Kupikir aku benar-benar akan mengembangkan layar lagi  Ternyata...  Perahuku sudah punya nahkoda baru  Tidak membiarkan aku berlayar lagi  Dan ...  Aku tidak bosan  Semakin hari semakin hari  Aku semakin jatuh cinta pada dermaga ini 

Ada cerita tentang hati

Ada cerita tentang hati Yang sudah sebesar apa pun usaha kita untuk membuatnya kuat Tetap saja terkadang perih Ada cerita tentang hati Yang perlahan dibangun dalam berbagai cara Tetap saja terkadang perih Ada cerita tentang hati Yang sudah mencoba mengubur dalam pertanyaan besar Yang mendapat jawaban di kemudian hari Tetap saja terkadang perih Ada cerita tentang hati Yang bertengkar hebat dengan pikiran Yang mengaku bisa menerima Tetap saja terkadang perih Ada cerita tentang hati Yang tumbuh dalam ketidaksadaran Yang yakin tidak akan mengulang kesalahan Yang bertekad kuat untuk tidak teriris Tetap saja terkadang perih Maaf, Jika mungkin aku penyebab sang hati punya cerita perih Maaf, Jika aku tak menyadari sudah membiarkan sang hati bertaruh penuh dengan sang bulir Kita punya perang kita masing-masing Tentang sang hati Mungkin bukan seperti bulirmu bulirku tercipta Tapi aku punya bagian cerita Yang mungkin saja tak bisa kau terima Ada cerita tentang ha

Apa yang Anda ketahui tentang Timika, Papua. Ini yang kuketahui. [YOU MAY SURPRISE]

Beberapa waktu lalu aku memiliki kesempatan untuk saling bertelepon dengan salah seorang teman lamaku. Hampir 3 tahun kami tidak saling bertukar kabar. Terakhir yang kuketahui dia masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas negri di Sumatra Utara. Kemudian tanpa sengaja, minggu lalu aku mengetahui keberadaannya dari salah seorang sahabat. Katanya ia sudah merantau. Jauh. Ke salah satu kota di bagian timur Indonesia. Papua, tepatnya Timika. Media sosial yang akhirnya membuat kami saling bertukar kabar dan bertelepon. Setelah "say hello" dan basa-basi, aku tak sabar ingin mendengar ceritanya. Intinya dia merantau jauh hanya ingin mengadu nasib ( read : cari kerja) Ternyata baru satu bulan ia berada disana. Berada di Timika bersama salah satu keluarga dari ibu dan bapaknya. Timika adalah ibukota kabupaten Mimika yang terletak di provinsi Papua. Kita mungkin tak asing lagi dengan "Timika" ini. Ya, karena di wilayah ini beroperasi salah satu perusahaaan ta

Stasi St.Stanislaus Kostka Kranggan

Gambar
Kemarin, Saat minggu prapaskah terakhir tahun ini, 13 Maret 2016 Paduan suaraku dari gereja katolik St.Yohanes Penginjil blok B, St.John Choir, berkesempatan memberikan pelayanan koor ke sebuah gereja katolik di daerah Kranggan, Bekasi Gereja katolik St.Stanislaus Kostka Misa dimulai pukul 08.00 WIB dan kami berangkat dari gereja paroki di blok B pukul 06.30 WIB. Gereja St.Stanislaus Kostka tersebut adalah salah satu gereja stasi. Berhubung aku adalah anak rantau dan tidak tau banyak tentang stasi-stasi di daerah Jakarta dan sekitarnya, aku tidak tahu persis letak gereja St.Stanislaus Kostka ini. Jadi aku mengikut saja. Kalau dari Jl.Melawai, dibutuhkan waktu sekitar 40-50 menit menuju ke gereja St.Stanislaus Kostka (tentu saja lewat tol) Setelah mendengar sedikit cerita dari beberapa anggota paduan suaraku, ternyata gereja ini beberapa kali di kepung dan dihalangi proses pembangunannya oleh FUI (Forum Umat Islam) padahal gereja sudah memiliki IMB (Izin Mendirikan Bangunan) Ak

Menjadi Imam ...

Gambar
Hari minggu yang lalu (6 Maret 2016) ada seorang Romo yang datang ke gereja tempat aku beribadah. Namanya Romo Yosef dari Paroki Sumba. Beliau jauh-jauh datang ke Jakarta untuk bercerita sedikit tentang adik-adik di Sumba yang ternyata banyak sekali yang terpanggil menjadi imam. Beliau bercerita tentang Seminari Sinar Buana Weetebula - Sumba Barat Daya Sedikit tentang seminari ini boleh cek  disini Intinya adik-adik disana membutuhkan bantuan dana untuk pengembangan seminari mereka Aku melihat beberapa gambar mereka pada selebaran yang diberikan sebelum masuk ke gereja tadi dan aku tersentuh sekali Ya, aku selalu kagum sekali kepada mereka yang mau mengenyam pendidikan menjadi seorang imam. Disini aku akan membagi sedikit gambar adik-adik disana Akhirnya aku memberikan bantuan dana lewat amplop yang juga dibagi sebelum masuk ke gereja tadi. Tidak banyak memang dibandingkan besarnya dana yang mereka butuhkan. Tapi aku sangat senang sekali karena sebagian dari penghasilanku b

Ma, pengen pulang ..

Hari ini aku bangun terlalu pagi. Jam di ponselku masih menunjukkan pukul 05.30 Untuk aku yang masuk kantor pukul 09.00 dan jarak kos ke kantor hanya 300 m, jam segitu emang terlalu pagi. Aku melirik ke arah ember tempat pakaian kotorku. Ya, tadi malam sebelum tidur aku sudah merencanakan ingin mencucinya pagi ini Tiba-tiba aku merasa malas, ah..nanti saja Akhirnya aku memang mencucinya setelah pukul 07.00 Sampai di kantor, seperti biasa, masih sepi ... Hanya beberapa orang sudah mulai sibuk dengan laptop didepannya Aku duduk dan membuat kopi di pantry Jarang sekali aku menyeduh kopi pagi hari. Tapi entah kenapa hari ini aku ingin. Fyi, karena isi kantor mayoritas laki-laki, mereka hobi sekali membawa kopi entah dari mana saja. Jika mereka baru berjalan-jalan dari sebuah daerah, oleh-oleh mereka pasti KOPI. Jadi setelah bekerja di tempat ini aku sudah mencicipi kopi dari berbagai macam daerah. Mulai dari jogja, bali bahkan india. Apa yg spesial? Entahlah.. Tetap saja, pahi

Kupasang benteng pertahananku karena aku adalah seorang pencemburu

Sudah banyak cara yang kulakukan untuk menyayangi seseorang Ternyata cara yang kulakukan terkadang memang harus menorehkan rasa sakit tanpa harus diumbar Tanpa harus "seseorang" itu tau Aku pernah menyayangi seseorang Karena menyayanginya-lah, untuk pertama kalinya aku harus tau bagaimana caranya menahan Karena menyayanginya-lah, untuk pertama kalinya aku tau bahwa aku, diriku sendiri adalah seorang pencemburu yang luar biasa Karena menyayanginya-lah, untuk pertama kalinya aku tau bahwa aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama lagi Dia, sahabatku Seorang gadis mungil kecil yang hitam manis, periang dan cerewet Dia membuat aku menjadi seseorang baginya Kami berbagi cerita canda tawa dan duka Aku pun demikian Kenyamanan yang tercipta membuat aku tak ingin persahabatan kami diusik Aku ingin aku menjadi satau-satunya orang tempat dia mengadu Aku sangat menyayanginya Sampai suatu ketika, ada orang lain yang merusaknya Sebenarnya bukan merusak. Hanya saja emo