Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Rumah mewah tiga lantai

Apa itu pertigaan malam? Kalimat dengan kata-kata "pertigaan malam" sering kali kutemukan dalam cerita-cerita fiksi. Sepertinya menarik menggunakan kata-kata itu. Mari kita gunakan. Pertigaan malam menjadi waktu yang tepat untuk duduk di teras rumah, ditemani petikan gitar dari  pemutar musik ponsel dan segelas anggur merah. Berharap mendapatkan kehangatan dari dinginnya pertigaan malam. Hal yang bisa dimainkan selanjutnya adalah pikiran kita sendiri. Kadang dapat dikontrol, tidak jarang juga dibiarkan diluar kendali. Memikirkan hari esok atau hari lalu, kenangan baik atau kenangan menyebalkan, tertawa dan sesal. Lalu entah bagaimana kenangan aku di dalam taksi, sengaja melewati rumah mewah tiga lantai itu lewat dari pikiranku. Andai saja waktu itu aku punya sedikit saja keberanian untuk turun dari taksi, mendapati pria yang baru saja melewati pagar untuk masuk, atau berbicara pada perempuan di tangga menuju teras rumah, atau mencegat wanita tua dengan motor tua yang baru aka

Mantan yang ke berapa?

Menghitung jumlah mantan pacar mungkin bukan hal aneh. Tapi memastikan orang yang mana yang menjadi mantan ke berapa? Serius? Sepenting itu? Aneh sekali! Kemudian dia mengatakan, "Lihat saja kalau kau bertemu mantanku, kau pasti bertanya mantan yang keberapa ?" Seketika pupil mataku membesar. Apa yang baru dia katakan? Tidak masuk akal! Hal itu adalah hal yang tak pernah kupikirkan sama sekali. Dia melanjut, "Iya, Risa waktu ketemu mantanku dan kenalan pasti bertanya seperti itu mantan yang keberapa? Adelia juga melakukan hal yang sama". Risa dan Adelia juga adalah dua dari sekian banyak mantan yang dia miliki. Ada bangga dikalimat itu. Yang sampai saat ini tidak bisa kutelaah untuk apa pertanyaan seperti itu dilontarkan. Maksudku ketika aku menjadi pacar seseorang lalu bertemu dan dikenalkan dengan mantannya, mungkin yang kulakukan adalah menjabat tangannya, tersenyum mengucapkan hai dan menyebutkan nama. Menyebutkan nama pun bukan menjadi hal utama. Hanya

Yang penting, "Jangan nyerah!"

 Halo Overthinking-nya dikontrol dong Masa bisa tiba-tiba badmood sendiri dan jadi ngusik orang lain Ini perkara overthinking sendiri loh Kalo ga diri sendiri yang kontrol, siapa lagi? Banyak overthinking yang sebenarnya ga perlu loh Kebanyakan yang terlalu dipikirkan itu ya hal yang ga pernah terjadi Atau Kalau ada yang mengganjal di hati dan pikiran dibicarakan saja Jangan terlalu memikirkan respon yang diberikan lawan bicara seperti apa Jadi overthinking-kan? Yang rugi siapa? Diri sendiri! Hidup emang ga bisa selalu enjoy Ga bisa selalu diajak selow aja Marah-marah didalam hati sendiri juga bagian overthinking tau Kalau mau dilampiaskan, cari tau sumber marahnya Dan gimana solusinya Jangan makan hati dengan marah-marah dalam hati sendiri Dan Ga semua orang bernasib sama denganmu Banyak orang yang hidupnya jauh lebih menyenangkan darimu tapi ada juga yang sebaliknya Perbedaannya adalah bagaimana orang melihat dan menghadapi situasi yang ada Kalau pikiran tenang, pasti berpikir bisa l

Aku ingin sekali membencimu.

Aku ingin sekali membencimu. Aku tidak tau kenapa, hanya saja ingin melakukannya. Sayangnya aku bukan pembenci. Aku malah menjadi kesal pada diriku sendiri karena tidak bisa membencimu. Alasan paling masuk akal adalah karena kau meninggalkanku. Yang sebenarnya dengan begitu saja kusetujui. Hal yang tidak kau tau adalah aku menjatuhkan hatiku padamu setelah sebelumnya ada satu luka mendalam yang membuat hatiku tertutup sekian lama. Hanya saja kau tidak tau, tidak peduli atau tidak mengerti, atau mungkin karena aku tidak memberi tahunya padamu. Kini kau bersama seorang wanita lain. Yang sialnya lagi kukenal. Untung saja hingga kini hubungan kami baik. Kau memang tidak seharusnya menjadi masalah untuk kami. Hanya saja rasanya tetap ada yang mengganjal dihatiku. Seperti hal yang biasa kulakukan, aku tau kapan aku benar-benar selesai dengan seorang pria. Saat aku dan pria itu telah berpisah, lalu aku bermimpi indah tentangnya, disitulah artinya aku harus melepaskan dia. Kalau bicara melupak