Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021
Ada kala dimana manusia tanpa sadar ingin kontrol penuh atas hidup dan takdirnya. Kadang manusia lupa ada sesuatu yang lebih besar dari dia yang mengontrol semesta. Sampai ada sebuah lirik lagu yang berharap terkesan memerintah, Tuhan ku cinta dia Ku ingin bersamanya Ku ingin habiskan nafas ini berdua dengannya Jangan rubah takdirku, satukanlah hatiku dengan hatinya Manusia lupa bahwa tidak bersama adalah sebuah proses menguatkan yang tidak disengaja. Trauma mungkin saja membayangi, tapi itu memaksa otak bekerja lebih keras agar hati tak lagi mudah jatuh pada kesalahan yang sama. Tentang cinta, siapa yang tak mau akhir yang bahagia. Namun apakah mengusahakan kebahagiaan adalah dengan kebahagiaan juga? Rasaku tidak. Banyak ketidaknyamanan yang membuat kita bertahan. Kadang membuat kita menimbang apakah itu pantas dipertahankan untuk mendapatkan kebahagiaan itu atau harus menyerah karena sepertinya ujungnya tidak tepat.
 Semua orang bilang kau akan memberi kejutan setiap kali aku bercerita tentang keadaan kita. Kita bertengkar tiga hari sebelum ulang tahunku dan tak bertukar kabar hingga hari ulang tahunku tiba. Aku menunggumu tepat di pergantian hari karena aku merasa kau akan memberiku kejutan. Namun lebih dari setengah jam setelah pergantian hari, tidak ada tanda kejutan itu datang. Seketika aku sempat berpikir mungkin di penghujung hari tapi naluriku cepat sekali mengatakan tidak. Kuputuskan mengobrol dengan seorang teman. Aku tidak mengharapkanmu lagi dihari ulang tahunku. Hari ulang tahunku berjalan baik. Teman dan adikku mampir ke kosan untuk makan siang bersama, aku memasak untuk mereka. Kukirimkan pesan singkat padamu untuk mengajakmu makan bersama, tidak ada balasan. Aku ingin sekali tidur nyenyak malam itu. Tapi semuanya tidak bisa kukontrol. Aku tetap terjadi hingga pukul sebelas lewat. Aku menantikanmu. Aku menantikanmu datang atau sekadar mengirimkan pesan singkat mengucapkan selamat ula
 Ah, rindu sekali. Hari keempat tanpa kabarmu. Entah kau ada dimana, sedang apa dan bersama siapa. Sekarang pukul 09.30 WIB, jika kau begadang tadi malam harusnya kau belum bangun sekarang. Tadinya aku berpikir aku akan menerima kejutan darimu tepat pada pergantian hari Tapi begitulah manusia, memiliki harap untuk kemudian dipaksa siap jika tidak tercapai. Lalu aku tidak berharap apa pun lagi darimu. Bukankah begitu lebih baik? Aku baru saja mengalahkan egoku. Aku menghubungimu, mengajakmu makan siang bersama. Tidak ada balasan. Mungkin kau sedang tidur. Kabar buruknya, mungkin kau masih memendam marah padaku. Di pergantian hari tadi aku duduk di teras, sendirian, mengkaji ulang tentang apa yang telah terjadi pada diriku satu tahun ke belakang. Entah bagaimana aku merasa lelah sekali, lelah dengan keadaan dan entah bagaimana mempengaruhi emosiku, tidak stabil. Aku kerap marah padamu untuk hal sesimpel kau pergi main dengan temanmu. Bukan ranahku untuk marah, karena bahkan kau tidak ber