Semua orang bilang kau akan memberi kejutan setiap kali aku bercerita tentang keadaan kita. Kita bertengkar tiga hari sebelum ulang tahunku dan tak bertukar kabar hingga hari ulang tahunku tiba.

Aku menunggumu tepat di pergantian hari karena aku merasa kau akan memberiku kejutan. Namun lebih dari setengah jam setelah pergantian hari, tidak ada tanda kejutan itu datang. Seketika aku sempat berpikir mungkin di penghujung hari tapi naluriku cepat sekali mengatakan tidak.

Kuputuskan mengobrol dengan seorang teman. Aku tidak mengharapkanmu lagi dihari ulang tahunku.

Hari ulang tahunku berjalan baik. Teman dan adikku mampir ke kosan untuk makan siang bersama, aku memasak untuk mereka. Kukirimkan pesan singkat padamu untuk mengajakmu makan bersama, tidak ada balasan.

Aku ingin sekali tidur nyenyak malam itu. Tapi semuanya tidak bisa kukontrol. Aku tetap terjadi hingga pukul sebelas lewat. Aku menantikanmu. Aku menantikanmu datang atau sekadar mengirimkan pesan singkat mengucapkan selamat ulang tahun. Tapi sampai jam lewat dari pukul duabelas tengah malam, aku tidak mendapatkannya.

Aku tidak mengharapkan hadiah apa pun. Aku hanya ingin kau ada dan hadir. Atau paling tidak, ada ucapan itu darimu.

Akhirnya aku ketiduran. Aku bangun dan menangis. Sedih sekali rasanya mengetahui kau tida ada. Aku mengirimi temanmu pesan singkat menanyakan kabarmu. Katanya kau sakit. Aku tidak diperbolehkan datang. Temanmu tidak mengirim alamat kau tinggal saat ini.

Pikiran-pikiran liar merajai kepalaku. Sekali lagi, tidak bisa kukontrol. Lagi aku menangis, menangis entah karena apa. Banyak kemungkinan yang sudah kupikirkan tapi tidak ada satupun yang masuk diakalku.

Kuputuskan membuat tulisan ini, sekadar membuang sampah dalam kepala.

Aku mungkin akan marah ketika bertemu denganmu, atau aku akan langsung memelukmu, atau aku akan bersikap cuek dan tidak peduli. Aku tidak tau hal apa yang akan terjadi jika kelak kita bertemu.

Ingin sekali mengirimimu pesan dan bilang, "Kembalilah kapan pun kau siap. Aku tau aku banyak memberatkanmu. Mungkin bersama temanmu jauh lebih membuatmu nyaman. Mana yang terbaik saja. Aku sedang menyiapkan hati agar tak terlalu berat nantinya jika pada akhirnya kau tidak akan bersamaku seterusnya. Sungguh, tidak apa. Aku pun dalam keadaan tidak stabil. Emosiku, mentalku sedang ada dititik kejahatan yang entah sampai kapan menguasai aku".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan