Hari Ini Seseorang Menamparku

Hari ini seseorang menamparku
Dan aku menangis
Tepat, sakit sekali
Tapi dia tidak benar-benar menamparku,
dia mengirimiku ini


Mungkin terkesan biasa saja
Aku pernah tau kalimat seperti itu sebelumnya
Tapi dia mengirimiku itu disaat yang sangat tepat.
Dia tidak pernah menggunakan tanda seru (!) untuk menyampaikan sesuatu padaku sebelumnya
Dan aku menganggap aku ditampar olehnya

Pengertian kata-kata yang disampaikan sebenarnya bukan bermakna denotasi.
Jika setelah kau membaca ini kau punya pengertianmu sendiri, tidak apa.

Kadang meminta isi kepala bersinergi baik dengan hati adalah hal yang paling sulit dilakukan.
Bertengkar dengan diri sendiri adalah hal sia-sia yang masih saja sering dilakukan.
Menang jadi abu, kalah jadi arang.

Tentang perasaan, dia bilang ada psikologi yang bermain disana.
Bagaimana mungkin kali ini perasaan yang berhubungan dengan hati disatukan dengan psikologi yang berhubungan dengan pikiran dalam kepala. Tapi dia benar. Segala sesuatu tidak harus dipahami semudah membacanya.

Membangun sebuah perasaan pada seseorang tidaklah mudah. Percayalah itu butuh waktu yang tidak sedikit. Jadi ketika perasaaan itu dihancurkan, kau tidak akan dengan mudah mau meleburkan apa yang telah kau bangun, bukan?
kenapa ga mikirin something better for you ? katanya
tiap perpisahan selalu aja ada yang ngerasa hancur karna yg di build ga bisa kokoh terus, kataku

Terimakasih
Untuk beberapa kalimat yang sudah menamparku itu
Aku menangis untuk kemudian merasa lega
Ya, tentang merelakan, aku tau bahwa aku harus belajar lebih kuat sambil menikmatinya.
Bukankah ketika satu sambungan kata dimulai dengan "jatuh" memang harus merasakan sakit sebagai bagian dari kata berikutnya?
Kata itu jatuh cinta , jatuh hati maksudku.

Ah ya,
Potongan kalimat yang kuletakkan ditulisan ini menjadi pegangan yang menjanjikan sepertinya.
Sekali lagi, terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan