Musim Kehilangan

Kemarin aku berdiskusi dengan beberapa teman, "Iya ya, setelah beberapa tahun lalu musim menikah, sekarang sepertinya musim orang tua sakit dan pergi", kira-kira itulah bentuk diskusi kami.

Aku sudah mendapatkan bagian turut berbelasungkawa dari banyak pihak. 20 November 2023 kemarin, ayahku berpulang.


Lalu hari ini mamaku juga menyampaikan pesan singkat, ayah salah satu temanku juga berpulang.


Begitu kira-kira.

Beberapa waktu lalu aku pernah berpikir dan bergumam dalam hati, "Kenapa orang baik selalu lebih cepat berpulang ya?"
Kesannya seakan orang jahat jalannya untuk berpulang lebih sulit dan lama.
Tidak, bukan begitu maksudku.

Aku sampai melanjutkan lagi, "Maunya bapak ini jangan terlalu baik sama orang lain, ntar berpulangnya cepat".
Statement aneh berikutnya dariku.
Lalu dia berpulang, cukup cepat untuk dia yang masih 56 tahun berziarah di dunia, cukup cepat untuk kami yang tidak bisa mengukir lebih panjang memori dengan dia.

Tapi siapa kami yang menakar umur di dunia cukup cepat atau sudah cukup lama.
Pun jika dibandingkan, banyak rasa syukur dibalik kehilangan ini dibanding dari sisi orang lain.

Dari semua hal yang terjadi, yang membuat sedih sebenarnya bukan apa yang kami hadapi dan akan kami alami, yang membuat sedih adalah kenangan yang pernah dijalani bersama dan tidak lagi di esok hari.

Lagi, banyak yang disyukuri dari kehilangan ini.
Kami diberi kesempatan merawatnya di beberapa bulan terakhir sisa hidupnya.
Kami diberi waktu bercerita dan bertanya dan bertukar ingin sebelum akhirnya tidak bisa berbalas bicara.
Kami saling meminta maaf dan berterima kasih untuk semua hal yang sudah terjadi.

Yang paling patah hati?
Adalah pasangan hidupnya.

Akhirnya meninggalkan kenangan yang lambat laun pasti menghilang karena memori tidak lagi cukup menampung semua kisah untuk diingat kembali.
Dan jalan hidup kedepan yang masih butuh ruang untuk juga diingat.

Adalah bahagia jika banyak tawa dan mimpi terwujud yang dicapai bersama semasa hidup. Pun jika diingat, tak lagi mengurai air mata pedih nan melelahkan.

Kita akan sampai di musim itu.
Musim kehilangan.

Kehilangan yang ternyata pasti dan tidak bisa dicegah







Komentar

Postingan populer dari blog ini