Aku menyerah pada takdir hidup dan perjalanan. Pada akhirnya apa yang kuharapkan, lagi-lagi, tidak mencapai titik terang versiku. Katanya mungkin aku diharapkan melihat dari sisi lain. Tapi lagi-lagi perenungan bertahun-tahun membuatku tak bergeming.

Kali ini sudah kucurahkan, lagi, semua rasa semua hal semua perjuangan yang kupunya dengan maksimal walau aku tau mungkin tak akan berujung. Dan benar, setelah tahun-tahun perjuangan dan pengorbanan tetap saja hasilnya sama.

Kemudian caraku mengikhlaskan semua seperti dulu harus lagi kukerahkan. Kubiarkan diriku mati untuk beberapa saat, mungkin kali ini akan lebih lama. Setelah itu, apa pun yang menjadi titik perjalanan berikutnya akan kugapai dengan sisa hati yang tak berbentuk lagi.

Aku akan membangun benteng dengan pondasi lebih kuat. Melirik, mengamati lebih jelas sebelum bentengku ditembus lagi. Kali ini rasanya akan pelik, mengingat kehidupan punya tekanan sendiri pada bentengku.

Aku sudah menyerah. Tidak punya kekuatan lagi. Sungguh, kali ini rasanya sudah cukup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan