Pergilah !

Untuk pertama sekali aku tak mampu merangkai ribuan kata yang menari di otakku
Mereka seperti sulaman benang kusut ditengah celana sobek
Apa mauku?
Baiklah... mauku hina sekali
Bisakah kau hilang dari dunia ini?
Atau paling tidak dari duniaku
Tidak sedikit pun aku mengingimu kembali, bahkan sekadar menyapa lewat tatap tanpa sapa
Sudahlah...
Aku sudah mengikhlaskanmu pergi, jauh sebelum mulut orang-orang berbau busuk itu menyebar entah lewat mana
Tak ada cerita yang harus dikenang atau disesali
Toh, tawarnya hati lewat satu kalimatmu masih tetap menyergap dalam rasa tak bernama

Cukup bagi kita saling menghilang
Dan kita maui itu
Hanya saja terlalu banyak mulut orang yang menarikan kata-kata tak berpaut menyerang aku tanpa ampun
Entah padamu
Bahkan kedua tanganku tak mampu lagi menutup telinga karena teriakan mereka tak butuh pengeras suara untuk membahana

Seharusnya ini mudah
Jika memang hanya kita berdua yang hidup di dunia ini
Kenyataannya?
Terlalu banyak waktu yang habis untuk pikiran bodoh karena ucapan orang
Argh !!! Cukup !
Kau tak berhak menerima pikiranku yang dipenuhi olehmu

Aku mohon...
Pergilah ! Pergilah ! Pergilah !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan