Thank you Mam



Beberapa tahun yang lalu, aku membuat kesalahan.
Dan tidak sampai satu minggu, aku menerima balasannya.
Entah itu benar-benar balasan atau tidak, aku menganggapnya begitu.

Kemudian aku melakukan kesalahan yang sama lagi tahun ini.
Berkali-kali.
Dan aku tidak mendapatkan balasan apa pun.
Aneh !
Sempat terbersit dalam pikiranku bahwa aku akan mendapat balasan sekaligus yang paling sakit, mungkin.

Dan ya,
Sekarang mungkin adalah balasannya.
Dan sepertinya ini sama dengan beberapa tahun yang lalu.
Hanya pihakku saja yang menerima balasan ini.
Apa itu?

Maaf ...
Aku tidak sanggup lagi bercerita, entah pada siapa pun selain satu orang.
Aku pernah dikhianati dan rasanya sakit sekali.
Aku,
sepertinya tidak pernah mengkhianati orang lain (sadar atau tidak sadarku).

Dan satu orang tempatku bercerita adalah,
mamaku.
Ya, setelah dikhianati aku hanya tidak tau harus bercerita pada siapa.
Aku tidak bisa percaya pada siapa pun.
Percayalah !
Aku benar-benar tidak berniat menambah beban pikirannya.
Tapi yang kualami saat ini benar-benar berat.
Balasan yang hampir tidak bisa kutanggung.
Dan aku tidak bisa berbagi pada siapa pun, selain dia, mamaku.

Mau tau ceritaku?
Lihat, disana mamaku. Memendam semua, menjagaku, menyemangatiku.
Entah apa jadinya jika Tuhan mengambil dia dariku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan