Ada aroma kopi hari ini

Aku bukan gadis pecinta kopi. Aku hanya pernah mencoba menikmati kopi sachet-an dan berakhir dengan perut yang melilit. Bisa dihitung jari berapa kali aku menyeruput kopi. Tepatnya, jika aku ingin menyakiti diri sendiri, aku minum kopi.

Satu-satunya campuran kopi yang kusuka adalah cappuccino. Itu pun karena pertama kali aku mencicipinya, ia dicampur dengan es krim. Aku pecinta es krim.
Sama ...
Cappuccino juga melilit perutku. Tapi es krim mampu menetralisirnya. Aku tetap tak mau menikmati cappuccino tanpa es krim.

Ini adalah bulan ke 11-ku ditempat baru. Suasana yang tak pernah ada di benakku sebelumnya. Mereka pecinta kopi. Sial !
Setiap pagi, jika aku memilih menikmati teh, aku disambut dengan beragam jenis kopi dan hanya ada satu merk teh dilemari itu. Aku tak pernah menyentuh hal lain, hanya teh dan sedikit gula, kadang kadang.

Aroma kopi menguar. Aku bisa apa? Aku berada diantara mereka.
"Gak ngopi wid?"
Pertanyaan yang 11 bulan selalu kujawab dengan hal yang sama, hanya senyuman. Aku tidak mau berkilah. Aku menikmati aromanya. Menenangkan

Pagi ini berbeda dengan pagi kemarin. Ada termos stainless di pantry kantor diantara rak gelas dan piring. Aku penasaran. Menekan tuas mengeluarkan cairan.
Kopi !
Aromanya, ah.... Aku jatuh cinta pada aromanya. Setengah gelas. Kuhentikan. Kulanjutkan lagi hingga penuh. Kutarik gelas yang kini penuh dengan kopi hitam. Tidak berampas.
Ragu, kulangkahkan kakiku kembali ke kursi. Aku meletakkannya disamping laptopku. Tidak kuseduh. Kumainkan keyboard dan membuka tab-tab tidak penting sebelum memulai hari dengan pekerjaan. Aku melirik, kuangkat gelas itu dan kuhentikan tepat dibawah hidungku.
Kuhidrup aromanya.
Ini lebih indah dari O2 yang kuhirup tanpa sadar. Kudekatkan bibirku pada pinggir gelas, masih ragu. Kuseduh, sedikit.
Pahit ! Sial ! Argh ...
Ini bukan kopi sachet-an ternyata. Benar-benar pahit, dan sedikit asam. Kusapu pandanganku keseluruh meja. Ada gula sachet di ujung meja. 8gr. Kuambil, kubuka dan kutuang ke gelas. Kuaduk dan kuseduh.
Asam ! Sial !
Ternyata gula benar-benar merusak cita rasa kopi ini. Tidak mungkin kulanjutkan. Aku berhenti sejenak. Kuambil satu sachet gula lagi, tanpa pikir panjang, kubuka dan kutuang kembali. Aku benar-benar merusak kopiku. Dan rasanya,
Manis ! Tanpa pahit dan sedikit asam.
Ahh...
Ini lebih baik sekarang Kuangkat cairan kopi manis dengan sebuah sendok. Kuseduh perlahan. Lambat sekali.
Asam !
Pagi yang buruk !
Biar saja ia melilit perutku pagi ini.
Aku ingin menyakiti diriku pagi ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan