menangis itu tidak apa

Untuk pertama kalinya aku menangis di depan seseorang dan dia malah balik memarahiku.
Aku menahan tangisku, mendengarkan dan membiarkan dia menyelesaikan amarahnya.
Setelahnya aku baru memahami sebenarnya itu tidak sepenuhnya amarah, dia kesal.

Kadang sebuah tangisan hanya membutuhkan pendengar, tanpa disela tanpa ditanya apalagi dimarah.
Lalu selagi dia memarahiku, aku memaksa menggunakan logikaku ketimbang perasaan.
Iya, dia benar.
Orang lain tidak akan tau apa yang kita rasakan jika kita tidak menjelaskan apa yang kita mau, apa yang kita rasakan.
Lagi aku berpikir, aku tidak bisa mengandalkan seseorang dalam sebuah cerita hidup yang memang harus kutanggung. Aku memang tidak bisa selalu mengandalkan seseorang. Pelajaran ini sudah kudapatkan sebelumnya.

Lalu aku benar-benar bisa menyelesaikan tangisanku.
Menjelaskan apa yang sedang kuhadapi, apa yang sedang kurasakan, apa yang kumau.
Aku tidak menyesali tangisan dan amarah yang sudah terjadi sebelumya.
Rasanya merilis semua beban dihati dengan tangisan adalah awal yang tidak pernah salah.

Karena ketika beban terlalu berat. Tangisan membantu banyak untuk menjernihkan pikiran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan