Masa Penantian. Apa yang sudah kau persiapkan?

Hai, Desember ...
Kita bertemu lagi, sudah lama yaa ...
terakhir berpapasan denganmu, 12 bulan lalu

Pagi ini aku teringat khotbah dari pendeta saat ibadah advent pertama, kemarin...
Seperti biasa, inti dari khotbah itu pasti tentang bagaimana menyikapi penantian akan kedatangan Tuhan.
Setelah membaca firman Tuhan dan membuka khotbahnya, aku merasa semakin tertarik ketika beliau bercerita bagaimana banyak orang menyiapkan natal dengan mewah; berlomba untuk membuat pohon natal termegah, menghiasi setiap toko dengan lampu kelap-kelip dan nuansa merah, munculnya penjual pernak-pernik natal di sepanjang pasar, toko dan mall.
Di rumah-rumah sendiri, keluarga mulai sibuk membongkar kardus yang berisi pernak-pernik natal yang selama 11 bulan bertengger manis didalam gudang. Mulai merangkai daun-daun plastik hijau menjadikannya pohon natal dengan sentuhan miniatur lonceng, sepatu santa, bola warna-wani yang akan digantung dipohon natal, dan itu akan menjadi sempurna ketika lampu warna-warni dililitkan pada pohon natal tersebut. Dan, tentu saja akan ada hiasan natal di pintu rumah.
Sadarkah kita ?
Ketika Tuhan datang, apakah Ia akan bertanya,
"Mana pohon natal dirumahmu?"
"Kok didepan pintu rumahmu ga ada hiasan natal?"
Tidak. Tidak akan ada yang bertanya tentang kemewahan natal yang sudah disediakan.

Masa penantian bukan hanya sekedar menunggu, menyiapkan kemewahan, membeli baju baru, menyiapkan kue dan lain-lain.
Masa penantian lebih kepada, mari, lihat dirimu.
Apakah selama 11 bulan yang telah berlalu kau memiliki kerabat yang masih kau benci?
Apakah masih ada dendam yang kau simpan dihatimu terhadap orag lain?
Apakah kau masih tega saling tidak bertegur sapa dengan kerabat walau setiap hari bertemu?
Apakah kita masih menganggap mertua adalah orang yang sebaiknya kita jauhi?
Apakah kita masih menganggap menantu sebagai orang lain yang tidak kita suka?
Jika dari sedikit pertanyaan kita memiliki jawaban YA,
maka saat penantian ini adalah saat dimana kita harus mengubahnya sebelum Tuhan datang.

Jangan berpikir,
Ah, ini kan masih di dunia belum disurga
Ah, kita kan manusia biasa, pasti melakukan dosa
Ah, Tuhan itu hanya akan marah sebentar, setelah itu Ia pasti mengampuni kita

Segala sesuatunya akan dipertanggung jawabkan pada akhirnya
Tuhan mengajarkan kasih kepada kita
Dan kita belum menerapkannya dengan baik
Mari, pada masa penantian ini
Kita mencoba mengampuni orang lain, membuang rasa benci dan saling berbagi kasih dengan sesama

Khotbah dari pendeta itu diakhiri dengan ajakan untuk benar-benar menyiapkan diri secara rohani akan kedatangan Tuhan.
Semoga kita semakin terberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan