Sisakan Nama Orang yang Paling Anda Sayang

Kemarin aku membaca suatu artikel di sebuah media sosial,
tiba-tiba saja aku mengingatnya dan ingin membagikannya.
ceritanya kurang lebih seperti ini
....

Ada 2 orang pria.
Pria A memberi pertanyaan pada pria B, "coba tuliskan nama semua orang yang kau sayang yang sekarang sedang terlintas dipikiranmu"
Pria B mulai menulis nama semua orang yang dia sayang. Nama orangtuanya, nama istrinya, nama anaknya, nama saudara dan nama teman-temannya.
"Sekarang hapus 3 nama dan sisakan nama orang yang paling Anda sayang dari keseluruhan", ujar pria A.
Pria B menuruti. Ia mulai menghapus 3 nama teman-temannya.
"Coba hapus 3 lagi"
Pria B menghapus lagi. Dan begitu seterusnya hingga yang tersisa hanya nama ayahnya, nama ibunya, nama istrinya dan nama anaknya.
"Sekarang coba hapus 1 dari nama-nama itu dan sisakan nama yang paling Anda sayang", memasuki tahap ini, sepertinya tantangan semakin berat.
"Ia mulai menghapus nama ayahnya", aku dari pihak pembaca mulai bertanya-tanya mengapa, tapi cerita tetap lanjut kubaca.
"Hapus 1 lagi", ujar si pria A.
Pria B diam sejenak kemudian menghapus nama ibunya. Aku terkejut. Aku sempat bahwa ia akan menghapus nama anak atau istrinya terlebih dahulu.
"Hapus 1 lagi dan sisakan 1 nama orang yang paling kau sayang", kata pria A.
Pria B dengan percaya diri menghapus nama anaknya.
Dan yang tersisa adalah nama istrinya...

Aneh, benakku.
Seandainya aku yang ada di posisinya, mungkin aku akan menyisakan nama ibuku, sahutku dalam hati lagi.

Kemudian si pria A bertanya, "Mengapa kau menyisakan nama istrimu?"
Pria B tersenyum dan menjawab, "Semua orang di dunia ini akan pergi, bukan? semua orang akan pergi meninggalkanku. Teman-teman dan saudaraku akan meninggalkanku dan melanjutkan dunia mereka. Ibu dan ayahku, cepat atau lambat, juga akan pergi meninggalkan dunia ini,bukan? Dan anakku, jika saatnya tiba ia juga akan memiliki kehidupannya sendiri. Siapa yang tidak akan meninggalkanku? Ya, istriku. Dalam keadaan apapun, dan seperti apapun dia, hanya dialah satu-satunya orang yang tidak akan meninggalkanku. Karena Tuhan mempertemukan dan mempersatukan kami untuk selalu bersama hingga akhir hayat, bukan?"

Artikel singkat itu cukup menyentuh untukku.
Entahlah...
Rasanya, "oiya ya..."
:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan