Tiga ratus enam puluh enam hari

Tiga ratus enam puluh enam hari,
Untuk pertama kali aku memberi selamat pada diri sendiri atas apa yang sudah terlewati di hari-hari itu
Bukan berarti tidak ada nama-nama lain yang terselip di sepanjang hari-hari itu bergulir
Hanya saja mereka yang namanya terselip sekadar menumpang untuk singgah lalu harus diusir atau disudahi segera
Aku masih belum percaya bagaimana aku bisa melewati ini
Ini belum pernah terjadi sebelumnya !
Antara hebat atau pasrah
Antara harus merasa wow atau haah

Tiga ratus enam puluh enam hari,
Paling tidak ada seorang wanita yang menjadi pegangan di jumlah hari yang tidak sedikit ini
Yang selalu bersedia diganggu dan dirusuhi hari dan malamnya oleh ingatan, imajinasi, kegilaan pikiran yang belum berujung hingga kini
Bahkan beberapa hari sebelum angka satu tahun bergulir, aku akhirnya tiba pada masa depresiku
Yang aku yakin cepat atau lambat pasti kurasakan
Dan wanita ini tetap ada
Tidak mengurangi rasa depresiku memang, tapi membuat aku mengerti bahwa hidup bukan untuk memaksa namun menerima dan memasrahkan
Bahkan ketika aku berani berkata menerima, tetap saja hati jiwa dan ragaku meronta berkata perih
"Terbiasalah", katanya

Tiga ratus enam puluh lima hari,
Aku mengirim pesan sekitar jam dua subuh padanya. Beberapa baris kalimat yang sedikit kusesali namun kubiarkan begitu saja.
Tentu saja aku tidak mengharapkan jauh dari yang kau bayangkan
Tenang saja,
Aku sudah punya firasat kuat dengan apa yang akan terjadi setelahnya,
TIDAK ADA

Aku tidak meminta jariku mengetik kata-kata ini dengan mudah
Aku bahkan tidak menggunakan hatiku ketika ini dipublikasikan
Sudah tidak ada yang harus dilanjutkan sebenarnya
Hanya saja ini perayaan besar harusnya

Mau ku traktir?
Makan es krim misalnya?
Paling tidak mari merayakannya bersamaku !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan