Berhenti

Kini aku mengerti bahwa arti berhenti bukan sekadar mencapai tujuan.
Arti berhenti lebih dari itu.

Berhenti adalah ketika kita sadar segala hal yang kita usahakan, tidak membuahkan hasil. Bukan menyerah, hanya saja kita memang harus memilih antara meneruskan jalan itu atau berhenti, membuat dan menjalani plan lain.

Berhenti adalah ketika kita sendiri mendapati diri menjadi munafik, setelah omong kosong yang kita lontarkan, lalu omongan itu kita jilat kembali dan menyesalinya kemudian.
Ya, ada ganjaran akan hal itu.
Malu pada diri sendiri akan orang lain.
Orang lain mendapatkan lebih dari yang kita dapatkan.

Berhenti adalah ketika kita menyadari bahwa kita tak bisa memaksakan apa pun. Sekeras apa pun kita mencoba untuk berkata jangan, orang lain tidak akan hidup atas kemauan kita. Dia berhak memilih ketika kita memilih untuk berhenti. Bukan berarti dia mengingkari kata-katanya, lalu dia salah, bukan begitu. Kita berhenti dan dia punya hak untuk menentukan tujuan berikutnya, bahkan dengan mengingkari kata-katanya.

Berhenti adalah ketika menemukan rumah untuk pulang. Bukan sebagai tempat tapi di dalam seseorang. Usaha yang sedang dilakukan hanya punya satu tujuan, pulang ke rumah. Di fase ini, semua hal yang mencoba menjatuhkan, menjauhkan, menghancurkan, tidak lagi sebagai penghalang, tapi malah penyemangat untuk mencapai tujuan itu.

Perjuangan bukan tentang beban yang akan kita pikul, tapi proses menujunya yang akan kita mantapkan. Ketika kita memilih seseorang untuk ikut menjadi bagian dari perjuangan itu, jangan patahkan dia di tengah jalan. Jangan suka bermain dengan pikiran sendiri, ia sering kali salah. Jangan pikir, dia yang mau ikut berjuang bersama kita, benar-benar berhenti ketika dia mengeluh. Dia hanya mencoba berbagi rasa yang ia dapatkan di perjuangan itu. Tapi jika kita memilih untuk mematahkannya di tengah jalan, paling tidak jangan menghantarkanya dengan harapan. Karena secara tidak sadar kita akan mengingkarinya cepat atau lambat.

Berhenti adalah tentang menemukan dan memilih. Jangan tanyakan pada dunia ini, akan ada apa di depan sana. Kerikil tajam bahkan batu besar tidak akan mungkin bisa kita hindarkan. Itu prosesnya.
Cepat atau lambat kita akan mengerti bagaimana kita menemukan, lalu memutuskan berhenti. Satu yang terjadi selanjutnya adalah berjuang mati-matian untuk mempertahankan apa yang sudah kita temukan itu.
Cepat atau lambat kita harus memilih. Memilih untuk tinggal, untuk menunggu, untuk berjuang atau untuk melepaskan. Karena semakin banyak hari yang kita habiskan, semakin banyak pilihan yang harus kita pertanggungjawabkan.

Dibalik semuanya itu, ingatlah bahwa semua akan indah pada waktunya.

Ayahku menitipkan pesan untuk tetap kubawa sebagai pegangan hidup.

  • Jika kita tidak bisa membantu seseorang, paling tidak jangan membuat ia semakin banyak masalah.
  • Jatuh cinta dan patah hati adalah bunga kehidupan, wajar jika kita merasakannya, memang harus begitu. Yang terpenting setelah patah hati adalah, katakan padanya, terimakasih, aku mendoakan kebahagiaanmu, kamu pun doakanlah kebahagiaanku.
Aku belum berhenti, kamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan