Tentang Probabilitas

Probabilitas adalah ukuran kemungkinan atau peluang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian.
- Google, 2025

Mari bicara dari sisiku dulu. Kita tinggal di Jakarta.

  • Aku sudah punya kerja, orangtuamu setuju kamu ke Jakarta, aku senang, kamu ga resign dulu dari tempat lama, cari kerja di Jakarta dari sana.
  • Aku sudah punya kerja, orangtuamu setuju kamu ke Jakarta, aku lebih senang lagi, kamu resign dari tempat lama, bareng ke Jakarta sama aku dan cari kerja di Jakarta setelah disini.
  • Aku sudah punya kerja, orangtuamu ga setuju kamu ke Jakarta, tapi kamu yakinin mereka dengan kamu ga resign dulu dari tempat lama, sambil cari kerja di Jakarta dari sana, dan aku pasti ngerasa ga enak ke keluargamu.
  • Aku sudah punya kerja, orangtuamu ga setuju kamu ke Jakarta, kamu tetap resign dari tempat lama, bareng ke Jakarta sama aku dan cari kerja di Jakarta setelah disini, dan aku pasti ngerasa bersalah ke keluargamu.
Aku tau. Ada tantangan sendiri untukmu nantinya. Walaupun kau sudah pernah kerja di Jakarta, cari kerja lagi disini, adaptasi lagi, mungkin butuh waktu. Tapi nilai tambahnya kalau kita tinggal di Jakarta, dengan posisi kita berdua udah kerja, jumlah yang kita tabung per bulan bisa lebih besar. Iya sih aku tau rejeki uda ada yang ngatur. Tapi kalau di Jakarta ini bisa dapat lebih, kenapa engga?

Sekarang mari kita bicara dari sisimu. Kita tinggal di kotamu. Di posisi ini menurutku orang tuamu pasti senang. Sekarang perkara aku.
  • Kamu uda punya kerja, aku ga resign dari kantor Jakarta sampe aku dapat kerja di kotamu
  • Kamu uda punya kerja, aku resign dari kantor Jakarta dan cari kerja setelah tinggal bersama denganmu di kotamu.
Di posisi ini, aku yang ga siap. Aku ga siap untuk ninggalkan kerjaanku disini. Walaupun aku banyak ngeluhnya, tapi aku sangat cinta pekerjaan ini. Aku suka lingkungannya dan orang-orangnya, aku tau aku punya value di kantor ini, terutama aku suka jumlah gajiku disini. Lagi, aku cinta kehidupanku di Jakarta. Teman-teman kantor, teman-teman kuliah dulu, teman-teman gereja, mostly aku cinta kehidupan sosialku disini. Entah aku siap atau tidak untuk melepaskan ini semua.

Iya, aku bertanya pada diriku, apakah kamu se-worth it itu sampai aku rela meninggalkan semua yang kubangun sepuluh tahun terakhir ini di ibukota?
Apakah aku siap memulai hidup baruku bersamamu di kotamu?
Apakah aku egois jika mengatakan aku tidak siap?
Apakah aku egois memintamu ikut ke Jakarta? Aku tau kau juga tidak siap. Kau sudah nyaman dengan lingkungan kerjamu. Belum lagi bisa dekat dengan orang tua dan keluargamu. Apalagi kondisi kesehatan orangtuamu juga sudah menurun. Aku mencoba mengerti.
Tapi karena itu aku frustasi sendiri. Aku takut kau menjadi anak durhaka karena ikut aku ke ibukota.

Satu hal yang menjadi harapanku walaupun aku tau itu sangat-sangat kecil adalah, orangtuamu mengijinkanmu pindah ke Jakarta bersamaku.
Kita bisa pulang kampung minimal dua kali setahun.
Sangat kecil ya kemungkinan itu? Iya, aku tau. Tapi harapan kecil itu ada dihatiku.

Setelah semua hal yang membuatku frustasi ini. Tau tidak? Maaf tapi manusiawi aku berpikir, "Apa mungkin bukan kita?"
Apa mungkin Tuhan mempertemukan kita hanya untuk bilang, ada kok lelaki katolik untukku.
Tapi kemudian dengan semua probabilitas yang ada, yang sepertinya tak ada titik temu ini, Tuhan mau bilang cukup.
Mungkin setelah ini Tuhan mempertemukanmu dengan wanita katolik baik yang tinggal satu kota denganmu. Mungkin kalian yang berjodoh.
Mungkin setelah ini Tuhan mempertemukan aku dengan pria katolik yang tinggal di Jakarta ini. Mungkin kami yang berjodoh.

Entah.
Toh aku memang tak pernah tau takdir Tuhan membawa aku kemana.
Siapa sangka setelah hubungan yang salah yang cukup lama kemarin, aku dipertemukan dan dibahagiakan olehmu, orang yang tak pernah ada di radarku sebelumnya.

Katamu, doakan ya.
Tentu. Pasti.
Sungguh aku tak tau cara Tuhan mau menjawab aku.
Aku percaya dia punya rencana yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Mungkin aku hanya kurang sabar.

Tapi apa pun itu, aku bisa merasakan kau menyayangiku, tulus.
Aku tau kau mencoba yang terbaik untuk kita. Walaupun aku tau kau juga memikirkan kemungkinan-kemungkinan diatas untuk kita.

Kenapa sesulit ini ya?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berteman dengan Mantan? (draft 19 agustus 2020 - published)