Kupikir dulu aku menyukaimu. Pernah mengkhayal kau ada dalam hidupku. Sudah lama sekali.
Tapi tentu saja khayalan itu sudah kubunuh.
Bagaimana mungkin kau yang adalah milik temanku kuharap bisa bersamaku?

Lalu waktu memberi aku dan kau waktu untuk bersama.
Bersama sebagai teman.
Aku lupa pernah berkhayal bersamamu.
Dengan kau selalu ada sebagai teman sudah membuat aku tenang.
Aku tau harus mengadu pada siapa tentang apa pun yang menyesakkan dadaku.

Lalu aku bahagia melihatmu bersama wanita-wanitamu. Mereka membuatmu bahagia. Paling tidak itu yang kulihat dan kuketahui.

Kemudian dalam waktu singkat semua berubah begitu cepat.
Kau yang mengaku menyimpan sayang untukku, sejak lama.
Bodoh sekali rasanya.
Bodoh mempercayai kata-katamu.
Kau sudah ahli dalam hal itu bukan?
Membuat wanita percaya dan memujamu begitu ingin.

Kau membuat rasa dalam hatiku menguak
Semua sudah terkubur begitu dalam
Semudah itu memekarkannya kembali hanya karena pengakuan darimu

Lalu aku semudah itu menginginkanmu tak ingin lepas
Tapi tentu saja aku tak tunjukkan
Aku hebat dan bodoh disaat yang bersamaan untuk itu

Katamu kau ingin aku bahagia
Entah dengan siapa pun
Tapi kau lebih bahagia jika bahagiaku adalah bersamamu

Aku belajar percaya
Kembali melakukan hal bodoh yang dulu kulakukan, mengkhayalkan bersamamu
Tapi aku harus tau diri dengan keadaanku sekarang kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan