Dia, adikku ! Fighting !

Dia hitam manis, tinggi, kurus dan rambutnya panjang bergelombang.
Suaranya bagus saat menyanyi, sayangnya tingkat kepercayaan dirinya untuk tampil solo masih sangat diragukan. Tapi kalau diminta untuk vocal group, jangan ditanya! Dia juga pasti grogi. Hahaha...
Tapi tingkat kepercayaan dirinya akan naik sedikit saat ia vocal group dibandingkan jika ia diminta untuk tampil solo.
Perawakannya ayu. Pendiam, untuk orang yang pertama kali mengenalnya.
Pernah suatu kali seorang tetanggaku laki-laki yang seumuran denganku berkata, "Adekmu kenapa? Makin dilihat, makin kepinggir dia jalan, untung ga jatuh ke selokan tadi dia". Hahaha...
Hal yang membuatnya benar-benar percaya diri adalah saat ia diminta untuk menari. Ya, akan tercipta keindahan saat ia mulai menggerakkan tubuhnya selaras dengan nada yang berdentang.
Bayangkan saja, hampir setiap sore kamar belakang rumahku akan bau keringatnya karena ia menari disana.
Dia, adikku.

Aku memiliki 2 adik perempuan. Tapi pada tulisan kali ini, aku akan menceritakan adikku yang kedua. Kami hanya beda usia 2 tahun. Tidak terpaut jauh seharusnya membuat kami akrab dan bisa menghabiskan waktu bersama lebih banyak. Tapi ternyata tidak. Dia tipe orang yang tertutup, menurutku. Rasanya mungkin dia lebih nyaman jika bercerita kepada temannya daripada kepadaku, kakak kandungnya. Mungkin karena aku sedikit keras padanya.
Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai mempelajari sifatnya itu. Dan aku mulai bisa meruntuhkan sifat tertutupnya. Ya, aku harus pintar mencari saat yang tepat untuk memintanya bercerita tentang dia dan tentang kehidupannya yang tak bisa kujangkau. Dan pada akhirnya dia benar-benar menceritakannya padaku.

Banyak hal lucu yang sebenarnya terjadi pada kami. Menjadi hal lucu karena kami sudah setua ini, yang berarti kejadiannya sudah sangat lama terjadi.
Saat masih SD kami selalu pulang sekolah bersama. Hal yang kami lakukan? Ya, kami makan siang. Kadang, ada hal unik yang kami lakukan dengan makan siang kami. Kami akan mulai mengambil nasi dari rice cooker dan memindahkannya ke piring. Mengambil sayur dan memindahkannya ke sebuah mangkuk. Mengambil gelas dan mulai mengisinya dengan air. Kemudian kami akan membawa makan siang kami itu ke teras rumah. Sebuah piring yang berisi nasi, mangkuk berisi sayur, piring lain yang berisi lauk, dan sebuah gelas berisi air minum, satu untuk kami masing-masing. Kami akan memulainya!

Kami akan berkhayal, kami sedang makan disebuah restoran mewah, dan akan memulai percakapan dengan panggilan Jeng.
"Iya jeng, anak gue uda TK sekarang. Dia lagi lucu-lucunya loh jeng."
"Anak gue juga jeng. Gue seneng banget loh jeng pas anterin anak gue ke sekolahnya, bareng suami gue lagi jeng"
See ! Kelakuan kami di masa SD !

Hal lain adalah, kami membagi tugas untuk membersihkan rumah ketika mama mulai memberi kami tanggung jawab untuk mengurus rumah. Dan kami memiliki kesepakatan!

  1. Siapa yang paling lama bangun pagi, dialah yang membereskan tempat tidur. Fyi, kami berdua satu kamar. Dan karena sifat malas adikku ini, dia memperdayaiku! Saat dia bangun lebih cepat, dia akan pindah ke kamar mamaku dan tidur lagi disana. Otomatis, aku yang terakhir bangun, bukan? Padahal saat aku bangun, aku masih menemukannya terlelap di kamar mamaku. Jahat !
  2. Dia bertugas menyapu rumah, dan aku yang mengepel. Setelah kutelaah, harusnya dua hal itu bisa langsung dikerjakan oleh satu orang.
  3. Dia yang menyapu halaman dan aku yang mencuci piring. Dan berhubung halaman rumah kami kecil, dia sangat jarang menyapunya. Sekali seminggu, mungkin. Padahal mencuci piring? Setiap hari!

Hal menyebalkan darinya adalah, dia sangat rajin memasak, tapi sangat malas mencuci piring. "Itukan tugasmu", kata-kata itu selalu diucapkannya setiap kali aku menyuruhnya mencuci piring setelah dia memasak.

Kembali ke sebuah kalimat yang telah kuketik diatas, mungkin karena aku sedikit keras padanya.
Ya, aku sering sekali memarahinya, karena banyak hal. Dan kemudian dia pasti akan melawan. Pernah beberapa kali pertengkaran yang terjadi diantara kami berakhir dengan tarik-menarik rambut (read : jambak-jambakan), saling teriak dan memaki dan ditutup dengan airmatanya dan emosiku yang luar biasa. Labil !
Tapi aku mengasihinya. Tak pernah lebih dari 2 hari kami bertengkar. Kemudian begitu saja. Kami akan baikan lagi dan kadang menghabiskan waktu berdua di kamar sambil menggelitik dan tertawa terbahak-bahak.

Begitulah kami. Sekarang semua hampir berubah. Saat dia sudah hampir berusia 20 tahun, kami semakin dekat walaupun kami terpisah jauh. Dia sedang berjuang di semester 3-nya di sebuah perguruang tinggi hebat di Sumatra dan aku baru saja memulai hidup perantauanku untuk bekerja di pulau Jawa.

Dan, minggu depan dia akan UAS. Katanya pelajaran semester ini jauh lebih berat.
Just fighting !
Maybe I can't give you chocolate or milk or snack like everyone there.
But, remember ...
Aku mendoakanmu, dek.

With all my love and big hug for you from me, here ({})
Your sister :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Kehilangan