Setelah menerima hosti pada hari Minggu kemarin, aku berdoa lebih lama dari biasanya. Tidak kurencanakan. Aku mendoakan banyak hal. Lalu aku sedikit terhenyak dengan doaku sendiri.
Aku menangis.
Aku menangis mengingat kini ada seseorang yang entah bagaimana dikirimkan Tuhan menemani hari-hariku. Berbagi cerita dan cinta yang entah bagaimana bisa ada.
Aku menangis mengingat bagaimana beberapa kali aku mengecewakannya bahkan diawal cerita kami bersama.
Aku menangis mengingat bagaimana dia mau dan bisa bertahan, padahal mungkin aku bukan satu-satunya yang menjadi pilihannya.
Aku tidak tau bagaimana itu bisa terjadi. Aku bahkan tidak tau mengapa kami pada akhirnya punya cerita bersama seperti sekarang.
Aku pasti punya harapan besar tentang ini.
Lalu aku menyadari bahwa Dia punya rencana atasku dan dia. Sebaik-baiknya rencana manusia pun akan mutlak takluk pada rencana Tuhan Sang Maha Membolak-balikkan.
Inginku hanya satu, dikuatkanNya untuk setiap hal yang sudah ditakdirkannya padaku. Pun tentang hubungan yang kumiliki saat ini.
Lalu saat topik doaku berganti, aku mengingat seseorang yang masih ada didalam daftar doaku. Doa yang sama masih kudaraskan dengan ketulusanku. Hari itu, selain doa agar dia diberikan keikhlasan, aku berbisik pelan pada Tuha, "Tuhan, jangan terlalu keras padanya, ya. Dia sudah melakukan bagiannya yang mungkin bisa saja tak sesuai dengan inginMu. Tapi paling tidak dia berusaha."
Aku masih memohon agar hidupnya dipermudah Tuhan. Apalagi tentang pekerjaan dan rejekinya. Aku sudah bukan lagi menjadi bagian dari hidupnya. Aku memutuskan untuk pergi dan meninggalkan luka dalam hatinya. Yang kubisa hanya mendoakan agar hatinya diobati oleh Tuhan, itu saja.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku terbiasa membayangkan banyak sekali hal yang mungkin akan terjadi sehingga aku bisa mempersiapkan aku harus bersikap bagaimana.
Kemarin aku tidak tau bagaimana aku dan seseorang dimasa laluku akan berakhir. Bahagia atau berpisah?
Oh ternyata berpisah, dengan cara yang tidak ada didaftar pikiranku sebelumnya.
Kemarin aku tidak tau aku akan menjalani hubungan dengan siapa?
Oh ternyata aku dipertemukan dan dipersatukan dengan seseorang yang tidak kuduga sama sekali sebelumnya.
Kemarin aku tidak tau apakah aku akan menikah atau tidak?
Oh ternyata samapai sekarang pun aku masih belum tau.
Aku tidak tau apakah aku layak ada di fase itu, pernikahan.
Aku tidak tau dengan siapa dan seperti apa
Aku tidak tau apakah semua pihak akan berbahagia atau ada pihak yang akan disakiti dengan pilihan hidupku untuk menikah itu
Aku bahkan sekarang ada di fase tidak tau kehidupan seperti apa yang akan kujalani setelah menikah nanti.
Terlalu banyak tidak tau yang menari di kepalaku sekarang
Lalu kuputuskan untuk menenangkan diri dan menjalani apa yang ada di depanku sekarang. Perihal nanti, kucoba untuk pikirkan nanti juga.
Komentar
Posting Komentar