Bagaimana bisa kau menyuruhku mengingat kenangan kita selama ini?
Bagaimana bisa kau menyuruhku mengingat sudah sejauh apa kita?
Bagaimana bisa?
Sementara setelah itu kau mengunggah foto wanita lain dengan tanda hati
Saat kulihat, sebentar, aku belum selesai memproses semuanya. Terakhir kali hal ini terjadi, aku sudah menyiapkan semua kemungkinan dan bagaimana aku menanggapinya.
Tapi kali ini terlalu cepat, aku belum mempersiapkan diriku.
Lalu, saat aku melihat foto yang kau unggah yang dikirimkan temanku padaku, aku tertawa. Disaat yang bersamaan perasaan aneh menyergap. Bukan, bukan perasaan cemburu, sedih, sakit hati.
Lebih ke ... Lega, kosong.
Lalu aku tersadar, oh ya, itu bagian dari doaku pada Tuhan untukmu.
Aku sampai speechless bagaimana Tuhan maha membolak-balikkan keadaan dan perasaan dalam waktu yang sangat singkat.
Bagaimana aku yang menyiapkan semua skenario yang ternyata diluar dari script dunia yang kusiapkan dipatahkan Tuhan dengan caraNya.
Bagaimana DIA menunjukkan, sekali lagi, kuasa doa itu nyata dan tak tertandingi.
Bagaimana DIA Maha Pencemburu, yang lagi-lagi menunjukkan tak ada kuasa lain yang berada diatasNya.
Akhirnya aku berterima kasih. Paling tidak sekarang prosesnya lebih mudah.
Tidak perlu lagi ada aku dan semua rasa bersalahku, rasa tidak enakku, rasa kuatirku dan rasa lain yang sejak awal tidak perlu yang sudah diingatkan oleh sahabat-sahabat dekatku.
Sekarang langkahku lebih mudah. Mungkin proses lima tahun terakhir ini adalah perjalanan. Perjalanan yang memiliki tujuan yang berubah dan tidak sesuai rencana. Perjalanan yang jika dipikir-pikir banyak untung dan ruginya, namun siapalah aku dan punya siapakah aku dan rejeki itu?
Bukankah DIA yang memutuskan aku lahir ke dunia juga memutuskan kemana aliran rejeki itu bermuara?
Tidak ada yang kusesali. Sama sekali tidak ada. Pun kupikirkan semua yang sudah terlewati, itu adalah bagian hidupku sebagai manusia. Rasanya tenang sekali mendapati hal yang kuperjuangkan tidak sesuai dengan keinginanku.
Untung saja renungan Matius 26:39 mengingatkan aku beberapa hari ini :
... jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki
Dan kuamini dan imani itu untuk melanjutkan hidup.
Cukup.
Dariku sudah cukup.
Apa yang terjadi setelah ini adalah permainan Tuhan sebagai bunga dalam hidupku.
Semoga ada bunga merekah cantik yang menemaniku melewati proses selanjutnya. Entah akan bagaimana, setelah ini, aku tau DIA tidak akan meninggalkan aku.
Prosesnya mungkin akan menggores luka lain.
Tapi tidak apa. Bukankah nantinya DIA juga yang akan mengobati luka itu?
Terima kasih Tuhan.
Aku siap untuk langkah baru yang KAU siapkan
Komentar
Posting Komentar