Rasanya tidak adil tapi hal ini terus menari di kepalaku. Banyak pertanyaan yang tak bisa kulontarkan begitu saja. Ingin sekali rasanya menjadi egois, jika boleh pertanyaan-pertanyaan ini akan kusampaikan tanpa merasa bersalah : Aku harus menunggumu sampai kapan? Melihatmu begitu-begitu saja, tidak ada perubahan, sampai kapan aku harus bersabar? Apa boleh aku memilih pergi saja, berpisah dan mencari jalan hidupku yang lain? Bukan tanpa alasan. Sudah kucoba bersabar dan memikirkan semua pengorbananmu dan kebaikanmu selama ini. Menurutku, kau adalah salah satu orang yang mampu menerima dan meng-handle gilaku yang kadang tak kusadari. Lebih sering hal itu menyakitimu, aku tau. Tapi aku mau bertahan sampai kapan? Ketidakjelasan ini sangat menyiksa! Rasanya aku berhak untuk kebebasanku, lalu aku selalu memikirkan, bagaimana kau? Tapi egoisku sering sekali berkata, hidupmu bukan tanggung jawabku. Itu adalah tanggung jawabmu. Tidak bisa kita saling ketergantungan. Mari saling hidup diatas kak...
Postingan populer dari blog ini
Mari mengingat banyak hal baik tentangmu saja Hari ini setelah lebih dari empat bulan, aku memutuskan memindahkan semua memori tentangmu ke media lain, harddisk-ku. Ternyata setiap aku melihat foto atau videomu hatiku masih tercabik-cabik tak karuan. Aku berusaha berbicara pada diriku sendiri tentang bagaimana kau sudah tenang dengan cara meninggalkan kami dan dunia ini, tapi gagal. Tetap saja tak bisa kubendung perihku dan airmata ini. Jadi aku memutuskan hal itu Mari mengingat banyak hal indah tentangmu. Tentang perjalanan hidup yang kau ajarkan padaku. Sampai bertemu lagi di semesta selanjutnya ya
HAMBAR
Aku tidak meminta ada di posisi ini Bahkan aku tidak pernah membayangkan bisa ada di titik ini Maksudku, aku sudah berusaha menepis, tapi aku dipaksa menerima, aku memang ada disini, sekarang Mengerang hal yang tidak kumengerti Seakan logika dan perasaan mati seketika Entah kapan bisa bernyawa lagi, jangan sampai tidak ! Aku akan merutuki diriku jika ini berlangsung lebih lama lagi Ternyata ini yang terjadi setelah sekuat tenaga aku berusaha mempelajari laku ikhlas Ia membuang rasa yang seharusnya masih bisa tinggal Ia membawa serta rasa sakit dan rasa rindu, mungkin juga rasa cinta sekaligus Lalu, tidak ada yang tersisa Maka ketika pintu diketuk Ruang yang kusediakan sudah tersedia Hambar tersingkap Ia yang datang dan berlalu, ah ya, begitu saja Perlu dia yang tidak lelah berusaha harus hingga muak Ini perintah !
Komentar
Posting Komentar