Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025
Nanti di lain hari Nanti di lain bumi Saat sudah rela hati ini Kuceritakan jalan-jalan yang kutempuh sampai ku bisa relakanmu pergi   Penggalan lagu Bernadya berjudul "Sialnya, hidup harus tetap berjalan" sedang mode on repeat di-playlist ku. Ada sedih yang tak bisa kutangisi lagi, entah bagaimana. Aku saja kadang bingung bagaimana tubuh dan emosiku mengontrol semua rasa kehilangan yang seharusnya menjadi duka tak terkubur. Beberapa hari lalu ayah sahabatku berpulang. Hanya dua hari dirawat karena penyakit jantung, lalu dinyatakan meninggal. Aku yang menjadi salah satu teman yang mendengar pertama berita itu linglung seketika. Aku harus apa? Aku harus bagaimana? Dia menangis, "Bapakku udah pergi", katanya. Aku memeluknya. Lalu bergantian beberapa teman memeluk dan memberi support. Aku diam. Apa kabar setelah meninggalkan dunia, pak? Bagaimana perjalananmu? Purgatorium itu ada tidak? Sudah bertemu Tuhan? Banyak pertanyaan setelah Bapak tidak ada. Setelah lebih dari s...