Berbicara adalah obat
Saya melewati masa-masa sulit beberapa minggu belakangan ini. Entah itu tentang hubungan saya dengan teman-teman saya, keluarga saya dan pekerjaan saya. Saya menjadi lebih pendiam. Bukan pendiam dalam arti benar-benar tidak berbicara pada siapa pun. Saya masih tetap tertawa dan berkomunikasi dengan orang di sekitar saya. Hanya saja saya tidak selugas dulu bercerita tentang apa yang saya rasakan. Jujur saja, saya memang memilih orang untuk diajak bercerita. Karena tidak semua orang bisa menjadi pendengar dan pemberi nasihat yang baik versi saya sendiri. Dan bukan kebetulan, kemarin saya salah memilih. Dan karena itu saya memutuskan untuk menjadi lebih diam, tak mau membagi apa pun pada siapa pun. Lalu masa sulit itu ternyata menjadi lebih sulit. Saya mencoba mencari pelarian dengan mengunjungi teman saya dan membicarakan topik yang random . Awalnya berhasil, tapi hanya sesaat. Ketika saya sedang sendiri, masalah kembali berputar di kepala saya. Dan saya menyerah. ...