Amsal 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Dia membatalkan jadwal nonton bersama teman-temannya karena aku. Ia menghentikan taxi dan melaju pulang karena kubilang aku menunggunya. Tanpa rengekan. Tidak ada kata pembukaan. Semua mengalir dan dia menunggu, mendengar, dengan sebatang rokok di tangan kanannya. "Menurutmu aku harus gimana?", kuakhiri dengan sebuah tanya. Perutnya yang buncit tidak lagi menjadi hal aneh bagiku. Telanjang dada di depanku karena gerahnya Jakarta menjadi pengalaman yang biasa saja darinya. ... Hening. "Kau tau jawabanku". ... Hening (lagi). "Enggak. Aku ga tau", sahutku. "Jawabanku sama dengan jawaban-jawabanku sebelumnya. Sudah berapa kali kau mempertanyakan ini padaku?", dia menekankan lagi kata-katanya. Aku tertunduk, ya aku tau , sahutku dalam hati. "Ayolah, kau tau seberapa keras aku bertahan pada jawabanku saat kau memilih pilihan ya...