Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Tulisan Ngasal di Sore Hari

Gambar
Siapa yang tau awal dan akhir suatu cerita? Mungkin media sosial tidak lagi eksis untuk dipercaya ketika kita harus berkenalan dengan orang baru. Siapa dia, bagaimana bentuknya, dimana dia, apa yang sedang dia lakukan? Semuanya maya. Tapi dalam ke-maya-an itu akhirnya menjadi awal suatu cerita. Bukan kisah yang benar-benar spesial. Hanya sekilas kisah dengan ucapan selamat pagi, semangat untuk hari ini, makan siang apa, pulang kerja jam berapa, ingat makan dan istirahat, dan diakhiri dengan selamat tidur. Tidak ada yang spesial, bukan? Tapi siapa sangka disela-sela kata-kata itu ada janji dan segelintir rasa yang hinggap. Janji untuk bertemu, janji yang akhirnya mungkin tidak pernah terjadi. Janji yang untuk kesekian kali menjadi maya, seperti awal perkenalan. Segelintir rasa itu juga entah apa. Maksudku dia hanya hinggap lalu mungkin akan menguap, tanpa bekas. Hanya pernah ada, pernah singgah, tapi tidak tinggal. Akhir? Belum. Belum ada. Mungkin akan ada ketika satu step  hidu

Generasi si (sok) peduli

Bukannya public akhirnya lebih mengerti? Maksudku, Terkadang suspect tidak harus menjelaskan, bukan? Negara ini sedang berada pada jaman seperti itu. Ya, public jauh lebih mengerti duduk persoalan tanpa harus dijelaskan. Jika akhirnya dijelaskan dan penjelasan dari suspect berbeda dari apa yang mereka tahu, apakah akan berarti? Tidak! Malah memicu hal yang lebih buruk lagi. Itu dia mengapa terkadang pertanyaan-pertanyaan dari orang yang semula diam, tak mau tahu, bahkan hampir tak pernah ada namun tiba-tiba bertanya seakan peduli, padahal ..., tidak perlu digubris. Maaf, bukannya angkuh. Namun kita harus belajar menilai apakah ada ketulusan dalam sebuh pertanyaan? Atau hanya serentet kalimat yang terlontar yang nantinya akan menjadi informasi menarik untuk diperbincangkan bersama. Gosip maksudku.

Cipratan yang bukan hujan

Memangnya gerimis itu bukan hujan? Bagaimana caramu mengartikan hujan? Titik air yang jatuh dari langit, bukan? Selebihnya? Aku sudah selesai dengan hujan ataupun rintik gerimis. Tidak harus diulang lagi, nanti aku basah. Aku benci jika tiba-tiba saja kau mencipratiku dengan air yang bukan hujan. Bukan apa-apa, dingin.

1 Korintus 13:13

1 Korintus 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Aku sudah pernah mendengar isi ayat ini sejak aku kecil. Namun ayat ini menjadi semakin spesial sejak seorang teman mendapatkan kesempatan emas untuk memiliki ayat ini sebagai ayat "malua" nya. Dan setelah ia memberitahuku tentang hal ini, aku merasa aku bisa memegang kuat ayat ini untuk kubawa dalam perjalanan hidupku. Bahkan disaat teman itu ulang tahun, aku mengingatkan ia kembali tentang ayat ini. Maksudku, aku melihat ia bertumbuh dan berkembang dan memang menjadi sumber kasih bagi orang lain. Belakangan ini aku bahagia sekali kala ia bisa membagikan kasih-nya bagi sekelilingnya. Hari ini aku teringat ayat ini, dan temanku itu. Ada sedikit pertanyaan. Bagaimana tentang pengorbanan akan kasih? Seseorang, dengan pikiran dan perasaannya sendiri, entah diliputi ego, entah karena bosan, entah memang sudah lelah dan tidak ber